Mohon tunggu...
Fajrin Al Khomsa
Fajrin Al Khomsa Mohon Tunggu... -

Seorang Indonesia yang menolak dijajah dalam bentuk apapun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reuni Akbar 212, Aksi Damai dalam Nafas Islam yang Menyatukan dan Bersatu untuk Kemenangan

4 Desember 2018   10:31 Diperbarui: 4 Desember 2018   11:05 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://orangindonesiabahagia.blogspot.com/2018/12/reuni-akbar-212-aksi-damai-dalam-ruh.html

Berjalan dari halte BusWay Dukuh Atas menuju area CFD Sudirman kearah Sarinah bersama warga yang sebagian besar mengenakan pakaian serba putih. Bundaran HI masih jauh tapi kepadatan manusia sudah terlihat. 

Hingga akhirnya butuh waktu lebih dari setengah jam untuk berusaha mendekat kegerbang Monas walau akhirnya harus menyingkir sedikit kearah patung kuda. Suasana sangat sesak, tapi saya lihat wajah-wajah dan atmosfir disana saat itu penuh kegembiraan. 

belum pernah saya berada ditengah lautan manusia sebanyak itu selain di konser musik, berkali lipat. Saat orang-orang datang dengan satu tujuan yang sama, dan hebatnya tujuan itu adalah persaudaraan, keimanan dan persatuan.

Sebelum datang, beberapa hari sebelumnya saya cukup terganggu dengan komentar-komentar komersil dari pihak yang dengan sengaja menyebar teror dengan membangun narasi ketakutan akan adanya aksi yang nyatanya fabulous ini. 

Seperti yang saya lihat di media sosial dalam reuni tahun sebelumnya, semua kesan persaudaraan dan persatuan memang terpampang nyata disana. Bahkan jauh lebih diatas ekspektasi saya. Tumpah ruahnya orang yang hadir dengan menyiapkan banyak sedekah yang tulus memang cuma baru saya lihat di Reuni Akbar 212 kemarin secara langsung. 

Lautan manusia tersebut dipenuhi gelombang berkah makanan yang melimpah yang diipersiapkan untuk dibagikan secara gratis, belum lagi keperluan yang juga ternyata sangat dibutuhkan saat itu seperti handuk kecil, sajadah dan mantel hujan yang juga secara cuma-cuma boleh diambil siapa saja.  

Seperti yang saya percayai bahwa ketakutan palsu dalam narasi berbayar yang coba sekelompok orang jual memang akhirnya terbukti tidak laku sama sekali. 

Saat tak sedikit dari pemuka agama dan pemeluk agama selain islam yang juga turut hadir dan menjadi bagian dari spirit persaudaraan dimonas kemarin itu. 

Bahwa orang-orang muslim yang menjadi panitia dan peserta aksi sedang menjalankan pancasila dalam setiap tindak tanduk jiwa dan raga mereka tidak bisa dibantah. Dasarnya juga sangat sederhana, orang beragama tidak perlu diragukan ke-pancasilaannya, sebaliknya,  orang yang takut dengan kekuatan orang-orang yang beragama jangan ngaku-ngaku paling pancasila perlu dipertanyakan. Nilai ketuhanan dan kemanusiaan bangsa ini sudah terbukti disana dengan jelas.

Kemudian dalam terengah-engah karena dagangan nyaris basi dan tak kunjung laku, hanya lalat yang mendekat, maka lahirlah teror lain, bahwa kegiatan yang berlandaskan nilai ketuhanan ini sedang dirasuk kepentingan politik. 

Kue teror tadi lantas semakin busuk dan berjamur, semakin banyak lalat yang datang. karena hingga acara berakhir dan masyarakat berangsur bergerak dari monas untuk kembali, jualan kaum yang menolak kenyataan bahwa tidak ada yang harus mereka takutkan bila mereka benar cinta negeri dan beragama sebagai mana disebutkan dalam kekuatan pertama kita dalam pancasila dapat dikatan bangkrut total.

Lantas apa sebenarnya yang membuat sejumlah orang yang takut hujan serta koloni-koloninya ini panik? Ialah kekuatan rakyat yang tidak dapat mereka beli dengan apapun.

Suksesnya Reuni Akbar 212 kemarin adalah simbol raksasa dari gerbang kemenangan rakyat yang menjadi teror sebenarnya bagi mereka yang tidak ingin negeri ini sekuat dan semegah lautan manusia di kawasan icon negara kita. 

10 juta orang yang hadir kemarin adalah juga icon dari harapan 260juta rakyat Indonesia yang pada dasarnya sudah memiliki DNA persaudaraan, ketuhanan dan persatuan walau dalam perbedaan dan keberagaman. Icon bagi kemenangan yang sedikit lagi kita raih bersama karena dalam persaudaraan itu gemilang Indonesia ini akan segera kita mulai.

Ada Prabowo hadir dan sempat bersuara bangga diatas panggung 212 kemarin. Maka nada miring ditiupkan pula bahwa event sakral ini adalah untuk kesuksesan Prabowo-Sandi, politisasi agam dan beragam racun yang akhirnya mereka minum sendiri. 

Lebih miris lagi karena upaya pembodohan dengan narasi tidak mahal ini dimentahkan oleh rakyat Indonesia yang sangat cerdas dalam menyikapi orang-orang yang cari makan lewat silat lidah penuh iri dengki.

Tuduhan aksi damai ini dimotori partai politik juga sangat lucu. Perlu modal berapa parpol untuk aksi akbar sekelas ini? ada yang asbun bilang masa yang datang dibayar 100 ribu, dikali 10 juta jadi berapa tu? belum yang datang dengan mencarter pesawat segala dari luar jakarta bahkan ada juga yang dari luar negeri. Sayangkan udah keluar modal gede tapi tidak ada atribut parpol atau paslon satupun sepanjang acara. Think again lah. Saat pak Prabowo melakukan penyampaian terimakasihnya karena telah diundangpun , ditegaskan oleh beliau, tidak ada muatan kampanye dan hal politis seperti yang ditakutkan sebelumnya. Walau secara nyata tidak mampu dibendung terikan Takbir dan Merdeka yang dipimpin pak Prabowo diikuti tingginya lengan penuh semangat mengangkat dua jari dempol dan telunjuk. bahkan sepanjang saya berada disana, rombongan-rombongan  yang sedang berphoto bersama, merekam video atau sedang jalang beriringan dengan bendera-bendera tauhid dan merah putih yang berkibar juga dengan semangat menganggakat tinggi tangan mereka dengan dua jari, jempol dan telunjuk yang mengudara. siapa yang menyuruh? siapa yang memobilisasi? hanya nurani dah harapan mereka sendiri.

Dari nurani dan harapan rakyat dan umat tadilah Maka lahir icon besar bagi kemenangan. Kemenangan yang dijemput dengan keyakinan pada kekuatan ketuhanan dan persaudaraan dengan dimotori kekuatan yang juga dahsyat yakni kekuatan rakyat, people power! Saat orang-orang bersatu dalam khidmat kebesaran Tuhan dan persaudaraan serta kemanusiaan tadi, juga sama harapan untuk tumbuh sebagai bangsa dengan harapan pemimpin yang baru maka saat itulah kelapangan dada orang atau kelompok yang berdeda pilih diuji. Apakah lulus atau tidak melewati tes alamiah tujuan sejati kita, apakah benar bejuang untuk rakyat atau pundi-pundi. Pointnya simple, bila sudah melihat kehendak rakyat maka lapang dada lah berganti posisi. Ingat tujuan itu sedang ditonton ratusan juta pasang mata.

Dari lautan manusia yang memenuhi sebuah monumen kebanggan negeri, dimana pernah keadilaan diperjuangkan, lalu terus dikumandangkan. Kini lautannya semakin meluas, gelombang-gelombang kebaikannya juga semakin besar dan tinggi. Kemarin  keadilan untuk segenap negeri jadi api yang membakar sinisme serta caci, bahwa umat yang damai dan mencintai negeri dengan sejati mampu berhimpun dalam ketuhanan dan kemanusiaan.

Prabowo: ini kehormatan bagi saya, ini kebanggan bagi saya.Saya bangga melihat jutaan rakyat Indonesia, jutaan umat Islam. Jutaan tapi damai, tertib. saya bangga sekali hari ini. Saya bangga sebagai anak Indonesia dan saya bangga sebagai muslim di Indonesia. muslim kita adalah yang damai. Hari ini kita dihadiri oleh kawan-kawan dari agama lain, dari suku lain, dari ras macam-macam. Kita bangga karena Islam di Indonesia adalah Islam yang menyatukan dan bersatu dan akan menjaga perdamaian dan kedamaian semuanya.

kalimat-kalimat pak Prabowo tersebut keluar secara alami dalam gegap gempita yang terpancar dari kemenangan rakyat yang jadi mimpi kita semua. Kemenangan saat rakyat yang harus menjadi bintangnya karena pemimpin hadir untuk memberi perhatian, bukan terus mencari-cari perhatian. seperti kata pak Prabowo, beliau hanyalah alat bagi terciptanya kemenangan rakyat. Bagi saya dan banyak orang, dengan diundangnya pak Prabowo, ini adalah cara rakyat memenangkan hati mereka masing-masing, memenangkan kecintaan pada negerinya.

Karena kemenangan dapat diraih dengan bersatu. Maka persatuan dalam ketuhanan dan kemanusiaan yang tergambar dalam sejarah 212  adalah sejarah bagi kemenangan dalam kedaulatan yang akan kita mulai di april tahun depan. InshaAllah, aamiin...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun