Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan yang Membuat Seseorang Menjadi Sombong itu Pendidikan yang Gagal

26 Juni 2018   09:44 Diperbarui: 27 Juni 2018   15:48 4524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun merasa paling smart, dan sombong karena pernah menerima beasiswa untuk kuliah di luar negeri? Itu sih mesti dikeplak kepalanya! Hehehe.

Ada yang namanya kesempatan. Ada yang namanya keberuntungan. Anak sombong yang merasa smart itu rupanya tidak cukup smart untuk menyadari hal ini.

***

Aku berulang kali menceritakan, baik di blog maupun di status- status Facebook, tentang anak-anak miskin yang mesti berjuang untuk bisa kuliah di perguruan tinggi dengan beasiswa Bidikmisi.

Anak-anak miskin sangat cerdas yang orangtuanya kurang mampu, dengan beragam kisah di baliknya. Yang sampai tak bisa makan beberapa hari sebab uang beasiswanya terlambat turun, yang nilainya bahkan sempat merosot sebab dia tak punya uang untuk membeli bahan-bahan untuk membuat tugasnya, dan sebagainya.

Anak kemlinthi sombong penerima beasiswa S2 keluar negeri yang alih-alih introspeksi malah menuduh orang lain yang tak seberuntung dirinya itu "stupid and jealous" serta bilang " Be smart, period. " itu menyelesaikan S1-nya di sebuah universitas swasta di dalam negeri. Kemungkinan besar, berasal dari keluarga cukup berada yang membuatnya tak perlu merasakan kekurangan uang dan kelaparan selama masa kuliahnya.

Dan entahlah, apakah anak sombong itu tahu, bahwa ada banyak orang yang mungkin sebetulnya jauh lebih cerdas darinya, harus berjuang untuk bisa kuliah di perguruan tinggi, lalu setelah lulus tak punya pilihan: seingin apapun mereka meraih pendidikan yang lebih tinggi lagi, mereka harus realistis untuk memilih jalan segera bekerja begitu lulus kuliah. 

Lalu apakah dalam perjalanannya kelak mereka anak-anak yang sebetulnya sangat cerdas itu juga akan bisa bersekolah lagi atau terus harus bekerja, ya belum tahu juga, sebab mereka harus menjadi tulang punggung keluarga.

Jadi patutkah seseorang yang bisa kuliah lebih tinggi, memperoleh beasiswa pascasarjana ke luar negeri, merasa lebih cerdas dari mereka yang tidak?

***
Mari kuceritakan satu hal.

Suatu hari, lebih dari setahun yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun