Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembentukan Karakter Positif dengan Kekerasan? Mana Bisa...

29 Agustus 2015   19:25 Diperbarui: 29 Agustus 2015   19:31 2147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bentakan, makian, masih muncul dalam acara itu. Para senior marah- marah tanpa alasan, mencari- cari kesalahan, dan ada suatu saat dimana suasana dibuat begitu menekan, para mahasiswa baru lelaki didorong ke sebuah sudut dan mahasiswi baru dibentak- bentak di sisi lain. Konon juga, saat itu beberapa mahasiswi mulai menangis, sementara aku... ha ha, menurut temanku, saat itu aku malah berdiri melawan dan membentak balik senior sok galak itu... hahaha.

" Serius? " kataku bertanya, masih dengan ditambah emoticon tawa lebar. Keping kenangan makin jelas bermunculan di kepalaku. Bisa terbayang olehku di ruang mana kejadian itu terjadi. Walau jika tak diingatkan dan diceritai ulang oleh kawanku, tadinya aku tak ingat, deep inside aku berpikir, bisa saja memang apa yang diceritakan itu betul pernah terjadi...

Pada dasarnya, aku memang tak setuju tindakan kekerasan dalam masa Orientasi. Logikaku juga tak bisa menerima, mengapa para senior merasa berhak memaki, membully, membentak dan memberikan hukuman fisik yang seringkali berlebihan pada para juniornya. Apa urusannya? Selama ini para senior itu bukan bagian dari hidup para junior, mungkin saling mengenalpun tidak, dan jelas jika begitu adanya, mereka tak memberikan kontribusi apapun pada proses tumbuh kembang dan pencapaian dalam hidup para junior. Lalu koq enak saja, bisa- bisanya merasa berhak menekan dan menginjak- injak begitu?

Aku tersenyum dalam hati. Agak menggeleng- gelengkan kepala, membayangkan aku remaja di usia tujuh belasan, berdiri melawan senior sotoy yang kasar.

***

Masih tak habis pikir, aku berjalan makin dekat ke lapangan dimana sekitar tiga ribuan mahasiswa baru, salah satunya anakku, sedang dikumpulkan. Mereka, dengan jaket almamater berwarna biru-nya, dan para senior yang menggunakan t-shirt seragam.


Suara bentakan- bentakan masih terdengar.

" Mau jadi apa kalian, dengan ketidak disiplinan kalian? "

" Hukuman apa yang sesuai ? Push up? Sejumlah mahasiswa baru di angkatan ini ? "

Aku menggerutu dalam hati. Tak masuk akal. Push up sebanyak tiga ribu kali? Mengada- ada.

Kuamati apa yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun