Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Duet Anies-Gatot Nurmantyo Bukan Pilihan Buruk di Pilpres 2024

12 Oktober 2022   09:56 Diperbarui: 12 Oktober 2022   10:10 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

GATOT NURMANTYO ADALAH SALAH SATU CAWAPRES ALTERNATIF BAGI ANIES

Secara pribadi bukan tidak suka dengan AHY akan tetapi menurut penulis Usia dan Pengalaman AHY belum cukup untuk bertanding di Pilpres 2024.  Identitas Background AHY  juga belum melekat. Masih sulit menyebut AHY sebagai Militer dan masih sulit menyebutnya sebagai Nasionalis.

Bila koalisi Nasdem mengusung Anies-AHY menurut penulis pasangan ini belum memenuhi unsur kekuatan politik yang ada.  Anies Baswedan belum bisa disebut sebagai Nasionalis.  Jejak dukungan politik untuk Anies di Pilgub DKI 2017 malah berasal dari kalangan Islam .  Dan dalam koalisi Nasdem ada PKS. Nasdem harus mengkondisikan agar koalisi ini harus terlihat lebih Nasionalis.  

Di kubu lain, Koalisi PDIP seperti halnya Pilpres 2019  kemungkinan besar akan kembali mengusung  Paslon berlatar belakang Nasionalis-Islam. Cawapres PDIP kemungkinan besar dari NU.  "Perkawinan" Nasionalis dan Islam (NU) terbukti perkasa di Pilpres 2019.

Sampai disini analisa penulis Nasdem butuh strategi yang jitu untuk menyaingi koalisi PDIP.   Anies Baswedan  yang didukung oleh Dua parpol Nasionalis (Nasdem dan Demokrat) dan 1 parpol Islam (PKS) rasanya belum cukup "Menggigit".

Gatot Nurmantyo  perlu dilirik karena Gatot  punya "sesuatu" yang bisa memperkuat koalisi Nasdem.  Yang pertama Gatot Nurmantyo sangat kental background militernya.  Dan yang kedua Gatot Nurmantyo "Lebih Jawa" dari Anies Baswedan.

Jadi berandai-andai  Gatot Nurmantyo sebagai Cawapres Anies maka sudah terhitung kekuatan latar belakang politiknya yang mendukung.  Ada dari Nasionalis, ada dari Militer, ada Islam dan pasangan itu  lebih "Njawani".

Demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun