Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Soal Situng, KPU Melakukan Pembohongan Publik atau?

25 Juni 2019   07:20 Diperbarui: 25 Juni 2019   09:35 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar antaranews.com

Tapi kalau Situng memang berjalan dengan baik dan valid maka cukup masyarakat melihat  angka yang ada pada Situng KPU.

Selanjutnya mengacu yang terjadi pada Sidang MK, dikabarkan bahwa KPU tidak berhasil menyajikan Form C7 seperti yang diminta oleh Tim Hukum 02. Form C7 adalah Daftar Hadir Pemilih di setiap TPS.

Bila form C7 bisa disajikan dalam Sidang MK tentu jumlah total Pemilih yang berpartisipasi pada Pilpres 2019 bisa diketahui totalnya dan disinkronkan.  Ini fatal sekali kesalahan KPU kalau memang benar KPU tidak bisa menyajikan form C7 kepada public.

Paslon 02 sendiri telah menuduh ada penggelembungan suara sebesar 20 Juta.  Menurut paslon 02 seharusnya hasil Pilpres adalah 01  mendapat  sekitar  65 Juta suara sementara 02 mendapat sekitar 68 juta suara.  Tuduhan ini pasti batal dengan sendirinya bila memang KPU bisa menyajikan form C7 yang mampu memperlihatkan  total pemilih hadir di TPS sebanyak sekitar 154 juta orang dimana sekitar 85 juta memilih 01 dan sekitar 68 juta memilih 02, sisanya suara tidak sah.

Bagaimana mungkin KPU bisa membuat public percaya kalau tidak ada data yang dipublikasikan  tentang  total pemilih yang hadir di TPS  sementara KPU hanya bisa menyebut  Paslon 01 dapat sekian, paslon 02 dapat sekian.

Kembali lagi ke Situng yang tidak jelas isinya apa (diragukan validasinya).  Dalam Situng ada beberapa menu rekapitulasi yaitu Pilpres, DPR, DPRD, DPRD2 dan DPD. Tapi sejak Situng dioperasikan data pemilih maupun rekapitulasi  DPD adalah kosong. Berkali-kali saya pantau untuk perolehan suara DPD memang kosong.

Seandainya Situng itu dioperasikan dengan baik dan benar tentu ada data total perolehan suara DPD. Di Situng untuk Pilpres  (tidak sampai 100%) total perolehan suara dari 01 dan 02 sekitar 151 juta.  Untuk DPR dan DPRD yang bisa saya hitung total perolehan suara dari semua partai hanya sekitar 120 juta. Hal itu terjadi karena sistim dapil yang membuat ada jumlah suara yang tidak perlu dihitung.  Pertanyaan kita kemudian benarkah ada sekitar 154 juta pemilih yang hadir di TPS pada tanggal 17 April 2019 lalu?

Minimal kalau ada data Total Perolehan Suara DPD di Situng KPU dengan mudah kita bandingkan jumlahnya dengan total perolehan suara di Pilpres. Seharusnya jumlah suaranya sama atau berselisih maksimal  dibawah 1%. Dengan demikian  meski Form C7 tidak disajikan, sedikit banyak ada data pembanding tentang total jumlah pemilih yang hadir di Situng.

Satu hal lagi yang meragukan dari total angka perolehan Pilpres  sebanyak 154 juta suara yang diumumkan KPU tanggal 22 Mei lalu.  Angka itu total suara Pilpres 2019 bila dibandingkan pilpres-pilpres sebelumnya terasa sangat wow. 

Dari Wikipedia ada data dimana Total perolehan suara di Pilpres 2004 sebanyak 114 Juta suara. Di Pilpres 2009 totalnya sebanyak 121 juta suara dan Pilpres 2014 totalnya 133 juta suara. Untuk Pilpres 2019 menurut KPU total suara dihitung adalah 154 juta.

Dengan demikian bisa dihitung dari Pilpres 2004 ke 2009 naik 7 juta suara. Dari 2009 ke 2014 naik 12 Juta suara. Sementara dari 2014 ke 2019 melonjak drastic sebanyak  21 juta suara. Sulit membayangkannya dimana  dari 2004 hingga 2014 (dalam 10 tahun) pertambahan suara hanya 19 juta sementara dari 2014 ke 2019 , hanya  5 tahun  pertambahan suara bisa mencapai 21 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun