Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Benarkah Kampanye Akbar Prabowo Dihadiri 1 Juta Orang?

8 April 2019   00:36 Diperbarui: 8 April 2019   19:12 7043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno saat kamapnye akbar di Jakarta, Minggu (7/4/2019). Kampanye akbar yang diawali dengan Solat Subuh berjemaah itu untuk menyampaikan visi-misi Prabowo-Sandiaga untuk Pemilu 2019. (ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Sepanjang hari ini sejak siang sampai tengah malam banyak sekali posting-postingan di media sosial yang berpolemik soal 1 Juta orang peserta Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Stadion GBK. Benarkah jumlahnya seperti itu ataukah itu hanya klaim sepihak Prabowo saja?

Ada 2 orang kawan yang sore tadi mengirim WA ke saya mempertanyakan hal itu. Entah kenapa mereka percaya sekali sama saya kalau soal hitung-hitungan apapun. Dan jawaban saya atas pertanyaan itu adalah Tidak Mungkin.

Pertanyaan mereka adalah: Benarkah Stadion GBK di Senayan mampu menampung 1 Juta orang? Dan jawaban saya tanpa menghitung, langsung mengatakan Tidak Mungkin.

Lalu yang mungkin maksimal berapa daya tampung Stadion GBK Senayan?

Nah kalau ini mungkin bisa dihitung. Tapi sebelum kita capek-capek menghitung, ada pertanyaan saya bahwa siapa yang mengatakan Massa yang berkumpul di Stadion GBK sejumlah 1 Juta. Kata mereka Prabowo yang mengatakan hal tersebut.

Ternyata setelah saya cek detail-detail berita tentang Kampanye Akbar Prabowo-Sandi, secara langsung memang Prabowo yang mengatakan 1 juta orang hadir di acara tersebut. Tetapi sebelum mengatakan hal tersebut, di depan audiens Prabowo bertanya: panitia, berapa orang yang hadir dalam acara ini?


Kemudian setelah mendapat jawaban dari panitia (entah seperti apa redaksinya), lalu Prabowo mengatakan subtansi diatas yaitu Yang Hadir di Kampanye Akbar Prabowo-Sandi sejumlah 1 juta orang.

Dari situ bisa kita simpulkan bahwa tidak bisa dipastikan yang disebut Prabowo sebagai 1 juta orang itu memang berada di dalam Stadion Bung Karno ataukah 1 Juta orang itu datang ke area (kompleks) GBK Senayan. Inilah poin pertamanya.

Asumsi saya, yang dimaksud oleh panitia acara tersebut yang hadir di GBK Senayan adalah mereka yang sudah absen atau menyatakan telah hadir di area GBK Senayan.

Bila demikian, itu berarti sebagian peserta Kampanye ada di dalam Stadion GBK dan sebagian lagi ada di Luar Stadion tetapi masih didalam area GBK.

Nah sampai di sini kemudian kita coba asumsikan bahwa separuh massa kampanye akbar ada di dalam dan separuh lagi ada di luar stadionnya. Jadi kira-kira di dalam stadion diperkirakan ada 500 ribu orang. Masuk akalkah kondisi tersebut?

Mari kita hitung saja supaya bisa menyimpulkan hal tersebut masuk akal atau tidak. Dan menghitungnya tidak sulit karena hanya urusan tambah kurang kali bagi. Yang penting kita tahu tentang prinsip-prinsip umumnya.

Kejadian seperti ini sudah berkali-kali terjadi. Waktu itu pada saat Aksi Bela Islam Jilid 1 pada tahun 2016 juga menjadi polemic karena ada klaim dihadiri 7 juta orang. Tidak seharusnya kita terus-terusan berpolemik seperti ini karena sebenarnya yang begini ini hanya dipolitisasi saja dari kedua pihak.

Cobalah kita bersama-sama menempatkan hal yang benar pada tempatnya. Benar katakan benar, dan salah katakan salah. Setelah itu jangan didebat lagi , jangan dicari-cari lagi kesalahannya.

BERAPA BANYAK ORANG BISA MASUK BERDESAK-DESAKAN DI GBK SENAYAN?

Sebelum hitung ruang besar, kita hitung ruang kecil dulu supaya menjadi mudah dipahami.

Misalnya ada sebuah ruang kuliah berukuran 6 M x 10 M. Bila ruang kelas itu diisi meja bangku hingga penuh, maka maksimal mahasiswa yang bisa masuk di kelas tersebut hanyalah sebanyak 80 orang. Hal itu terjadi karena space yang diambil meja bangku adalah 0,75 M2. Sehingga hitungannya 6 M x 10 M = 60 M2. Lalu 60 M2 : 0.75 M2 = 80 orang.

Kemudian bila ruang kelas itu tanpa bangku kursi, berapa banyak mahasiswa bisa masuk ke dalam kelas tersebut dengan masing-masing posisi berdiri rapat?

Supaya mudah menghitung, kita anggap lantai ruang kelas itu dipasangi keramik ukuran 30 cm x30 cm. dan kita pastikan setiap orang bisa berdiri diatas 2 bh keramik uk. 30x30. Itu artinya setiap orang butuh space sebanyak 30 cm x 60 cm = 1.800 CM2 atau 0,18 M2.

Dengan angka itu maka Ruang Kuliah ukuran 60M2 memang bisa dimasuki mahasiswa sebanyak : 60 M2 : 0.18 M2 = 333 orang. Jumlah yang fantastis kan?

Wah itu terlalu rapat. Coba direnggangkan lagi jaraknya. Ok. Kita asumsikan setiap murid butuh space 3 bh keramik itu artinya space sejumlah 0,27 M2. Maka mahasiswa yang bisa berdiri dalam ruang kuliah itu sebanyak : 60 M2 : 0,27 m2 = 222 Orang. Masuk akal kan?

Berikutnya kita hitung untuk daya tamping sesak dari GBK Senayan.

Dari detiknews informasi dari Winarto, Direktur Utama GBK mengungkapkan bahwa kapasitas penonton GBK 78 ribu orang (kursi). Lalu ada lapangan rumput seluas 13.000 M2 dan Track Atletik seluas 5.000 M2. Jadi kita bisa menghitungnya sebagai berikut : 78.000 orang yang duduk ditambah sekian yang berdiri.

Total space untuk berdiri : 13.000 M2 + 5.000 M2 = 18.000 M2. Lalu kita bagi seperti di ruang kelas diatas dimana setiap orang membutuhkan space sebanyak 0,27 M2. Jadi hasilnya adalah 18.000 M2 : 0,27 M2 = 66.666 orang.

Kalau mau dipadatkan lagi dengan asumsi setiap orang hanya butuh space 0,18 M2 maka didapat 100 ribu orang. Jadi di atas kertas jumlah daya tampung berdesak-desakan GBK Senayan adalah sekitar 180 ribu orang.

Apakah angka itu sudah final? Sudah. Meskipun masih ada space berupa gang-gang/ koridor-koridor baik di tribun maupun di lantai dasar, tetapi tidak mungkin bisa menampung lebih dari 2.000 orang. Jadi memang bila dihitung cara demikian GBK Senayan hanya bisa dimasuki maksimal 200 ribu orang.

MANUSIA BUKAN BENDA STATIS SEHINGGA TIDAK BISA DIUKUR SECARA STATIS

Kita semua sudah pernah melihat Rekor-rekor Dunia yang aneh-aneh dipecahkan. Salah satunya adalah memasukan orang sebanyak-banyaknya ke dalam sebuah mobil kecil. Kalau tidak salah untuk rekor mobil sedan Moris (mirip mobilnya Mr. Bean), Rekor Dunianya dapat dimasuki oleh 12 orang kalau tidak salah. Padahal kubikasi ruang dalam dari mobil tersebut hanya sekitar 3 M3.

12 orang gadis remaja bisa masuk sekaligus dalam mobil sedan kecil dengan cara bertumpuk-tumpuk itu adalah fakta.

Tapi bukan berarti 3 M3 selalu bisa dimasuki 12 orang. Tergantung posisi orang-orang di dalamnya. Tidak bisa kita hitung 1 orang akan mengambil space berapa banyak karena posisi mereka saling menumpuk dan saling mengisi ruang kosong.

Kita juga sering melihat penumpang-penumpang Busway yang saling bertumpuk. Kapasitas Busway mungkin hanya 50 kursi/ 50 orang, tetapi kalau dipaksa masuk penumpang berdiri dan berdesak-desakan mungkin jumlah penumpang bisa mencapai 100 orang.

Poinnya di sini adalah menjelaskan bahwa Manusia adalah benda yang bisa bergerak. Manusia bukanlah benda mati atau benda statis sehingga sebenarnya kita tidak bisa menentukan space yang dibutuhkan oleh puluhan ribu manusia yang sedang bergerak.

Contoh lain adalah penumpang di KRL Jabodetabek. Satu rangkaian kereta KRL dengan 8 Gerbong diatas kertas hanya mampu menampung 480 orang.

Tetapi kalau kereta itu penuh sesak penumpang berdiri dan di setiap stasiun ada penumpang yang turun dan penumpang yang naik maka bisa dipastikan Kereta tersebut bisa mengangkut sekitar 1.000 orang.

Sekedar informasi PT KCI yang mengoperasikan KRL Jabodetabek punya 90 rangkaian kereta yang dioperasikan setiap harinya. Setiap rangkaian kereta melakukan perjalanan PP sebanyak 5-10 kali per hari dengan kemampuan mengangkut penumpang sejumlah 1 juta orang per hari di tahun 2018.

Mungkin angka-angka itu bisa menggambarkan bagaimana cara menghitung jumlah penumpang yang bisa masuk dan bergerak dalam gerbong-gerbong kereta.

Jadi kembali lagi ke acara Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di GBK Senayan kemarin. Meskipun di atas kertas GBK Senayan hanya mampu menampung 200 ribu orang, tetapi bila peserta yang hadir memang bergerak keluar masuk dan berjalan-jalan di dalam arena kampanye maka bisa diasumsikan jumlah itu bisa membengkak menjadi sekitar 400 ribu orang.

Tapi bila diasumsikan 500 ribu orang berada di dalam GBK dan 500 ribu orang di luar stadion, menurut saya jumlah itu memang belum masuk akal.

Yang masuk akal menurut saya: kurang lebih sekitar 350.000 orang ada di dalam stadion GBK tapi posisinya selalu bergerak, sementara 400 ribu orang berada di luar stadion utama GBK. Itu baru masuk akal.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun