Layanan streaming sekarang lebih mirip layanan TV kabel versi mahal. Bukan cuma kamu kok yang merasakan. Streaming yang dulunya disebut-sebut sebagai penyelamat dari konten bajakan, sekarang malah bikin frustrasi.
Mau nonton serial terbaru? Siap-siap berlangganan tiga sampai empat platform berbeda, itu juga kalau dompet kamu kuat. Kalau nggak, ya... kembali ke Captain Jack Sparrow (baca:bajakan).
Harga Naik Melulu
Di awal kemunculannya, Netflix jadi jawaban buat kamu yang capek dengan kehadiran iklan di tengah tayangan atau ribetnya cari DVD. Semua ada di sana, murah, dan gampang diakses.
Tapi sekarang Netflix terus menaikkan biaya langganan, yang diikuti oleh pesaing mereka seperti Disney+ atau Amazon Prime.
Yang lebih ngeselin, film atau serial yang tadinya ada, tiba-tiba hilang tanpa pemberitahuan. Contohnya, serial populer seperti Westworld, dicabut begitu aja dari HBO Max di akhir 2022.
Streaming Jadi TV Kabel Versi 2.0
Bayangkan ini, mau nonton Stranger Things harus langganan Netflix. Mau nonton The Mandalorian, harus langganan Disney+. Mau nonton ulang Games of Thrones, siapkan HBO Max.
Bahkan acara olahraga juga terpecah-pecah di berbagai platform. Mau nonton UFC, F1, bola, badminton, ada di beberapa layanan yang berbeda seperti SpoTV, ESPN+, BEIN, Sky Sports, dan lain sebagainya.
Ujung-ujungnya, kamu nggak cuma bayar lebih mahal, tapi juga buang waktu cari tahu konten itu ditayangkan di mana. Sebuah langkah mundur dari era digital yang seharusnya bikin hidup lebih simpel.
Mengapa Pembajakan Kembali Jadi Pilihan?
Pembajakan itu bukan cuma karena orang nggak mau bayar. Orang-orang membajak karena itu lebih gampang dan nyaman. Kenapa repot-repot langganan empat layanan streaming berbeda kalau kamu bisa kunjungi satu situs saja dan langsung dapat apa yang kamu mau?
Dulu waktu Napster muncul pada 1999, industri musik kalang kabut karena pembajakan. Solusinya sekarang adalah Spotify, Apple Music, Qobuz, Tidal, dan lain-lain.