Jangan cuma main defensif atau lempar pernyataan standar kayak "sedang kami investigasi". Konsumen butuh bukti nyata, bukan janji-janji kosong.
Selain itu, pelayanan di SPBU juga perlu ditingkatin. Bukan cuma soal senyuman, tapi juga edukasi tentang pentingnya menjaga kualitas BBM. Kalau SPBU Shell bisa bikin pengalaman isi BBM terasa menyenangkan, kenapa Pertamina nggak bisa?
Di Balik Pilihan: Harga vs Kepercayaan
Orang sering bilang, "Harga nggak bohong." Tapi kenyataannya, harga mahal tidak jamin kualitas. Konsumen sekarang lebih peduli sama value.
Kalau Shell kasih BBM yang lebih mahal tapi kualitasnya terbukti lebih baik, konsumen rela bayar lebih. Sebaliknya, kalau Pertamina terus ngecewain, jangan heran kalau konsumen kabur satu per satu.
Yang lucu, sebenarnya banyak konsumen tidak mau pindah dari Pertamina. Bukan karena loyal, tapi karena lokasi SPBU Shell masih terbatas.
Kalau Shell buka lebih banyak cabang di seluruh kota, bisa jadi game over buat Pertamina. Jadi, sekarang pertanyaannya, mau nunggu Shell mendominasi, atau mau berubah sebelum terlambat?
Drama Pertamax hasil oplosan Pertalite ini bukan cuma soal bahan bakar. Ini soal kepercayaan yang dirusak, konsumen yang merasa diabaikan, dan kompetitor yang memanfaatkan peluang. Jika Pertamina nggak segera introspeksi, mereka bakal kehilangan lebih banyak konsumen.
Sebagai konsumen, jangan ragu buat pilih yang terbaik. Kalau kamu sudah merasa dikhianati, jangan takut beralih. Ingat, uang kamu punya suara, dan suara itu lebih kuat dari janji kosong. Kalau ada yang bisa kasih yang lebih baik, kenapa nggak?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI