Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bakso Qu'ah, Cemilan Murah di Kawasan Elite Kemang Jakarta

29 Januari 2019   09:30 Diperbarui: 29 Januari 2019   16:27 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan....yang paling menarik adalah HARGAnya yang MURAH SEKALI, sama persis dengan seporsi Bakso yang dijual di abang-abang bakso yang sering wara wiri disekitar kita. Ini nilai plus banget buat saya lho.

====

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Baru saja duduk, sambil melihat-lihat list menu yang tersedia di atas meja. Bakso pesanan saya sudah diantar. 2 mangkok, dengan 2 teh manis dikirim 2 kali balik, karena hanya 1 pelayan sekaligus "koki" bakso yang ada saat itu.

Aroma khas bakso menyebar, dan memang kuah yang ada didalam mangkok lebih banyak daripada kuah bakso yang biasa diberikan jika kita membeli bakso di tempat lain. Sepertinya ini kelebihan Bakso Qu'ah, sehingga dinamai sesuai "kelebihannya" tadi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pesanan pertama paket Qu'ah N'dut sengaja saya "mixed", yakni bakso Urat, bakso Telor, dan Bakso Bomb dengan mie dan bihun lengkap, sedangnkan paket 1 lagi adalah Kicik Qu'ah yang artinya bakso kecilnya saja, tanpa mie, bihun atau tambahan lainnya.

Potongan pertama saya adalah bakso telor, karena seringkali bakso telor ini menjadi "penyakit" yang merubah kuah bakso menjadi menguning karena bagian telurnya mudah sekali hancur. Tapi kali ini, kuning telurnya begitu solid, well cooked, sehingga ketika sudah dipotongpun, bentuknya kokoh tidak langsung larut padahal kuah di mangkok lebih banyak dari biasanya. 

Berikutnya bakso Urat, lumayan alot dipotong dan banyak "grunjul-grunjulnya"...artinya sukses sekali menjadi bakso urat, karena biasanya banyak menyebut bakso urat, tapi ketika disantap terlalu halus karena uratnya kecil-kecil atau sudah terlalu hancur sehingga teksturnya tidak "berurat" lagi. 

Berikutnya lagi, bakso Bomb yang disebut bakso pedas...untuk yang ini ketika dimulut memang terasa lebih pedas, karena sebelumnya, seperti biasa, saya jika makan bakso tidak mencampur bumbu apapun seperti kecap, garam, saos, atau cuka, saya hanya menambahkan sambel karena memang sangat suka makanan pedas, sukses lagi bakso Bomb ini membuat lidah saya panas dan minta disiram es teh manis.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Setelah mangkok agak punya space kosong alias bakso, mie dan bihun sudah sebagian besar masuk perut, kini giliran mengeksplorasi kuah  yang masih cukup banyak ada di mangkok. 

Harumnya kuah bakso ketika pertama diantar ke meja, masih tercium jelas, walau bakso sudah hampir habis, dan sudah "terkontaminasi" oleh 3 sendok sambal di mangkok. Irisan-irisan bawang goreng yang cukup banyak sepertinya bisa mempertahankan keharuman kuah bakso tadi. 

Potongan potongan daun sawi sebagai pelengkap pun menjadi nilai lebih, karena daun yang tersaji, dimasak dengan perkiraan waktu yang pas, tidak layu seperti biasanya, namun masih tetap segar dan "nyakrek" kalau kata orang sunda.
Tidak terasa 1 mangkok berisi 3 bakso 'Ndut habis ludes beserta kuahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun