Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Capres-Cawapres Versi "Cebong yang Diamini Kampret"

18 Januari 2019   09:47 Diperbarui: 19 Februari 2019   06:41 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ajaib sekali... Hal yang seharusnya tidak terjadi, mengingat, hal ini kan sudah diatur oleh KPU menetukan seadil-adilnya OFFICIAL BROADCASTER dari segambreng TV Nasional yang bangsa ini miliki. 

Bagaimana jadinya ketika mereka berharap meraup iklan secara khusus, lalu akhirnya "mati kutu" karena pesaing-pesaing yang tidak kebagian jatah dan lebih besar tadi juga menayangkan hal serupa? Habis !!! Catatan keras ini buat KPU dan Penyelenggara siaran tentunya.

Sumber : Merdeka.com
Sumber : Merdeka.com
Dah, akhirnya saya memutuskan menonton via Trans 7, karena gambar lebh bagus dan volume suara lebih besar dan stabil.

Sejak awal, agak "membosankan" walau diisi dengan hiburan, namun mulai terbangun suasananya ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. 

Babak pertama, karena hanya retorika "bocoran" yang juga sempat dibuat isu besar yang dihembuskan salah satu kubu dan berakhir klarifikasi KPU, isinya normatif saja. 

Babak kedua demikian, babak ketiga mampu membuat mata saya hampir terpejam. GILA, DEBAT YANG MEMBOSANKAN !!! tidak ada hal baru yang dibuat dari masing-masing paslon (pasangan calon).

====

Jadi, buat saya, debat semalam ya sudah terprediksi jauh2 hari.

Jokowi, seperti halnya tukang furniture yang biasa kita jumpai, dan kesehariannya sejak menjabat walikota solo, gubernur dki dan presiden RI...dia hanya bisa berencana, berkoordinasi dengan tukang-tukangnya dan bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang baik saja dan punya manfaat sesuai apa yang dia buat. 

Tidak mampu beretorika, tidak mampu tampil didepan publik secara baik, kesulitan menyusun kata2 manis. Akhirnya yang didapat dalam debat semalam hanya kalimat terbata-bata, intonasi lambat karena sulitnya mengkoordinasikan apa yang ada di kepala dengan mulut sebagai corong terluar untuk menjabarkan.

Sumber : tirto.id
Sumber : tirto.id
Prabowo, dengan background tentara dan hidup mewah sejak kecil...sangat baik dalam penampilan, penguasaan panggung, penguasaan penonton. Namun sangat lemah dalam data karena terbiasa dipasok dan dimanja, baik keseharian sejak kecil, maupun saat berkarir ketentaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun