Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kubideh di Kourosh Kebab

7 Desember 2018   18:00 Diperbarui: 7 Desember 2018   19:40 4016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari penampilan, lokasi ini mirip2 los ayam-ayam goreng ala Kentucky yang banyak tersebar di wilayah-wilayah dekat perumahan, sangat jauh dari kata MEWAH dan EKSLUSIF yang melekat pada hampir seluruh restoran Persia yang sudah banyak kita kenal.

dok.pribadi
dok.pribadi
Parkiran depanpun, layaknya kios ayam tadi, mungkin hanya bisa menampung 1 mobil paralel atau 3-4 motor saja. Sangat-sangat sederhana.

Bagi kami para pecinta makanan Arabian, apapun harus kami coba, untuk mengembalikan memori-memori saat kami menjadi perantau di luar negeri tadi, baik saat menuntut ilmu, atau memang bekerja dan menetap disana.

====

Sejak pertama masuk, kami sudah disambut meja panggangan daging. Walau terasa sempit, rasa penasaran ini lebih besar, karena restoran ini sudah mulai banyak diperbincangkan di beberapa Gruop WhatsApp Alumni Jerman, ditambah bisik-bisik ketika kumpul-kumpul alumni, makin semangat untuk mencoba karena beberapa reviewnya positif, mengantarkan kami ke ruangan dengan 2 meja dengan masing-masing 3 kursi untuk dipakai tamu restoran.

dok.pribadi
dok.pribadi
Tanpa perlu membaca lembaran menu, kami sudah dapat membaca menu yang disajikan lewat spanduk besar yang terpampang di tembok pintu masuk yang masih terlihat jelas dari meja tempat kami duduk.

dok.pribadi
dok.pribadi
KUBIDEH !!! tanpa perlu membaca apa isi menunya, foto2 besar dan jelas tadi membuat kami yakin atas pilihan menu yang akan kami santap. Sekaligus harga dan informasi lainnya terkait restoran tadi juga terpampang jelas disitu.

Sang koki sekaligus empunya restoran, langsung mempersiapkan panggangan dan mengambil bahan-bahan dari dalam kulkas besar transparan yang ada di belakang kursi tamu. Agak sedikit tidak nyaman, karena ruangan makan digunakan juga sekaligus sebagai ruang simpan bahan makanan. Jadi, kalau beberapa orang dan pesannya gak barengan, ya siap-siap aja sering denger kata "maaf" dan ngeser kursi ketika sang koki atau asistennya mau ambil bahan makanan dari dalam kulkas.

Sama halnya dengan di EL REDA, kami perlu menunggu sekitar 5-10 menit sampai makanan siap dihidangkan, namun karena posisi duduk tamu yang dekat dengan meja panggang dan jalan raya yang ramai, kami serasa dimajakan dengan hiburan mata sehingga waktu berjalan sangat tidak terasa, apalagi penyajian minuma pesanan, terminnya sesuai sehingga masih ada sesuatu untuk kami icip-icip sebelum masuk ke menu utama.

dok.pribadi
dok.pribadi
Sajian kubideh ini agak sedikit berbeda memang, jika di EL REDA 1 porsi kami mendapat 1 mangkok "salad arab", 1 pack butter, dan free flow teh serta free sambal super pedas sekaligus merica dan garam yang sudah tersedia di meja. Kali ini kami hanya diberi seporsi kecil sambal dan acar, diluar merica dan sambal bubuk yang juga sudah tersedia di meja.

Tapi....aroma masakan yang disajikan, serta daging panggang yang terpapar di piring, membawa pikiran kami melayang ke ruangan besar, dengan meja panjang, serta ramainya orang keluar masuk saat santap siang dan malam di El Reda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun