Mohon tunggu...
Rukiah
Rukiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka teh dan siomay

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contoh Narasi Dongeng dengan Akhir yang Diubah

31 Mei 2023   12:25 Diperbarui: 31 Mei 2023   12:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by kickaylab

Kemudian ia menghela nafas dan berkata lagi, "Saya ingin menikah dengan Citraresmi. Mohon Patih Gajah Mada merestui."  Hayam Wuruk memeluk Gajah Mada, seakan-akan meminta restu. 

Dengan helaan nafas panjang, Gajah Mada membalas pelukan Hayam Wuruk dan menepuk-nepuk pundaknya. "Kamu sudah besar ternyata." Gajah Mada tak kuat menahan air mata yang membasahi pipinya. 

"Patih, Dia cantik." Hayam Wuruk mengatakannya dengan wajah yang tersipu. "Patih harus menemaniku menemui Citraresmi." Mereka kemudian bersiap-siap untuk bergabung dengan rombongan Majapahit yang akan bertolak ke Bubat. 

Sedangkan di Alun-alun Bubat yang terletak di kawasan utara Trowulan, Rombongan Kerajaan Sunda sibuk menyiapkan kedatangan Hayam Wuruk dibantu dengan petugas kepala Desa Bubat. 

"Citraresmi, apakah ananda sudah berpamitan pada guru? Ungkap Raja Linggabuana yang mendekat pada Citraresmi. Anak perempuannya yang sedang duduk di sebuah kursi, membaca sebuah buku tebal. 

Citraresmi menengok ke arah suara yang bertanya, dan ia mengangguk. "Sudah ayah. Guru sudah memberikanku restu." 

Raja Linggabuana duduk di depan anak perempuan pertamanya. Memandangi anaknya dengan lekat, "Anakku, apakah ada yang ananda sampaikan? tanya sang ayah. 

"Ayah, kelak jika aku telah resmi menjadi permaisuri dari Raja Hayam Wuruk aku akan membalaskan dendam kita." Sang ayah tersenyum mendengar kalimat Citraresmi tersebut, menepuk kepalanya dan pergi . 

Citraresmi mengenang tahun 1279 Saka lalu. Menutup buku tebal yang ia pegang sedari tadi. Ia kemudian melihat lazuardi biru yang diselimuti oleh gumpalan awan putih di atas sana. Mengangkat tangan kanannya ke atas sambil memutar gerakan tangan searah jarum jam seakan-akan ia ingin meraih sesuatu. Rambut hitam panjangnya yang ia gerai bergerak seakan melambai-lambai karena diterpa angin semilir yang berlalu lalang.  

Seorang dayang perempuan mengetuk pintu kamar Citraresmi dan memberitahukan bahwa romobongan Raja Hayam Wuruk telah tiba di Alun-alun Kota Bubat. 

Dengan langkah percaya diri, ia berjalan menuju pintu dan berkata, "Gajah Mada, aku akan membunuhmu." 

Sumber cerita : 

Imam Baihaqi, M.A. (2015). RESEPSI CERITA PERANG BUBAT DALAM NOVEL NISKALA KARYA HERMAWAN AKSAN. 64-66. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun