Mohon tunggu...
Ruhi Adilah
Ruhi Adilah Mohon Tunggu... Desainer - Hallo!! Selamat datang di halaman Kompasiana ku.

Jika aku tak bisa berkata, maka izinkanlah aku untuk menulis Temukan saya di Instagram @ruhifna__

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Karena Waktu

26 April 2019   08:39 Diperbarui: 27 April 2019   05:55 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejenak aku mengingat waktu.Waktu dimana aku mengenalnya.Berjuang bersamanya.
bersenda gurau bersamanya.
Hingga waktu menjauhkan kita satu persatu.
Hingga waktu mempersatukan kembali, namun menjauhkan lagi.
Terkadang aku bingung, mengapa hal itu terjadi?
Mengapa waktu mempertemukan, jika pada akhirnya dipisahkan.
Kala itu ketika cinta dua hati tak mau dipedulikan, semua terasa baik-baik saja.
Namun ketika cinta dua hati saling mengungkapkan, semua terasa terasingkan.
Lantas bagaimana dengan masa kemudian?
Satu-persatu wanita tangguh menghilang entah kemana.
Hingga waktu hanya menyisakan seorang "aku" yang baru menginjakkan kaki disana dan tak tau apa yang akan terjadi.
Iya!! Aku merasa kesepian walau banyak pria tangguh di sampingnya.
Semua untaian kata semangat membuat aku bertindak tegas.
Aku mencari "tentang" kesana-kemari namun tak ada kejelasan.
Lalu bagaimana dengan pemikiran waktu yang akan datang?
Aku pun tersesat dan kemudian menghilang.
Iya!! Aku lelah dan kemudian menyerah.
Namun apa yang terjadi?
Para wanita tangguh kembali dan mencari aku.
Namun waktu memaksa aku untuk tak kembali karena sebuah paksaan.
Iya!! Aku lelah karena waktu membuat aku menyerah.
Karena waktu mengajarkanku untuk belajar melepas.
Melepas suatu keinginan untuk tidak memaksakan keinginan.
Karena keinginan yang tak diinginkan suatu saat akan membuat ingin menjadi suatu keinginan.
Lantas bagaimana dengan waktu yang membawa aku lari pergi ketika para wanita tangguh kembali?
Iya!! Waktu membawa aku pada suatu tempat dimana aku bisa memposisikan diriku untuk menjadi seseorang yang lebih dewasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun