Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Profil Eng Hian, Pelatih yang Memoles Greysia/Apriyani Meraih Emas Olimpiade Tokyo 2020

3 Agustus 2021   10:05 Diperbarui: 3 Agustus 2021   10:33 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia/Apriyani emas (seleb.tempo.co)


Bagi Eng Hian, keberhasilan anak asuhnya, Greysia Polii/Apriyani Rahayu menggondol medali emas Olimpiade Tokyo 2020 sekaligus menyamai prestasi yang diraih Hendrawan.

Keduanya, baik Eng Hian maupun Hendrawan sama-sama sukses baik sebagai pemain maupun pelatih.

Eng Hian, pria kelahiran Solo, 17 Mei 1977 (44 tahun) pernah meraih medali perunggu di nomor ganda putra bersama pasangannya Flandy Limpele.

Setelah dihentikan ganda Korra Selatan Kim Dong-moon/Ha Tae-kwon di semifinal dengan skor 15-8, 15-2, Eng Hian/Flandy Limpele merebut medali perunggu dengan menundukkan ganda Denmark Jens Eriksen/Martin Lundgaard Hansen dengan skor 15-13 dan 15-7 di Olimpiade Athena 2004.

Kini, jika Eng Hian menjadi pelatih Greysia Polii/Apriyani Rahayu, maka Flandy Limpele kini menjadi pelatih ganda Malaysia peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Di tangannya, Aaron Chia bahkan mengalahkan dua ganda andalan Indonesia, peringkat satu dan dua dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan.

Kevin/Marcus dihentikan di perempatfinal, sedangkan Hendra/Ahsan di perebutan medali perunggu.

Hendrawan mengantongi medali perak nomor tunggal putra di Olimpiade Sydney 2000.

Hendrawan, yang juga adalah kakak ipar dari Hendra Setiawan itu juga mengantarkan anak asuhnya, Maria Kristin Yulianti, meraih medali perunggu nomor tunggal putri Olimpiade Beijing 2008.

Pria kelahiran Malang, 27 Juni 1972 (49 tahun) itu kini berprofesi sebagai pelatih tunggal putra Malaysia.

Eng Hian mengantarkan anak asuhnya meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Sungguh fantastis!

Peringkat nomor satu dunia asal Jepang, Yuri Fukushima/Sayaka Hirota dikalahkan di fase grup. Greysia/Apriyani bahkan menjadi juara Grup A. 

Di tangannya, Indonesia kini juga mencatat sejarah, untuk pertama kalinya nomor ganda putri merebut medali emas bulutangkis Olimpiade.

Sebelumnya, bahkan ganda putri belum pernah dapat mencapai semifinal.

Dalam partai puncak yang digelar Senin (2/8/2021) siang WIB, Greysia/Apriyani memberikan kado terindah buat HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke 76, merebut medali emas!

Dalam laga yang digelar di Mushashino Forest Sport Plaza, Tokyo, itu Greysia/Apriyani menghabisi ganda Cina, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dengan dua gim langsung, 21-19 dan 21-15.

Ini adalah medali emas pertama yang dibawa pulang Indonesia sejauh ini di Olimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya Indonesia sudah mengemas 1 perak dan dua perunggu dari cabang olahraga Angkat Besi.

Ganda putri peringkat nomor 6 dunia ini sempat ketinggalan di awal-awal laga, sehingga Chen/Jia memimpin 4-1.

Reli-reli panjang dan smes-smes yang digencarkan oleh kedua pasangan membuat laga gim pertama berlangsung ketat. Namun di interval, Greysia/Apriyani unggul 11-8.

Karena beberapa kesalahan yang dilakukan pasangan Indonesia ini, poin mereka menjadi terkejar dan menjadikan skor 11-11.

Namun dengan demikian, ganda Indonesia ini bermain tepat dan tidak terlalu terbawa emosi, memimpin hingga 16-12. Bahkan melaju lagi sampai 19-14.

Di poin-poin krusial ini upaya pasangan Cina mengejar ketinggalan berhasil memperkecil jarak. Namun sebuah pengembalian kok dari Chen ke belakang tidak diambil oleh pasangan Indonesia, dan memang keluar.

Sehingga Greysia/Apriyani menutup gim pertama ini dengan kemenangan 21-19.

Di gim kedua, pasangan Indonesia sudah lebih menemukan kepercayaan dirinya. Para penonton sempat dibuat kagum oleh sebuah pengembalian bola smes  dari Jia.

Apriyani mengembalikan kok itu lewat belakang punggungnya! 

Di interval, pasangan Indonesia unggul 11-7.

Sejak itu, Greysia/Apriyani terus memimpin perolehan poin.

Ketika kedudukan match poin 20-15, sebuah pengembalian bola dari pasangan Cina dibiarkan saja oleh Greysia/Apriyani dan memang keluar!

Inilah akhir dari gim. Indonesia emas!

Selamat buat Greysia/Apriyani.

Eng Hian menjadi pelatih ganda putri sejak Maret 2014 yang ditugaskan oleh PBSI. Eng Hian berhasil mengantarkan anak asuhnya Greysia Polii yang pada saat itu berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari membawa pulang medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.

Sebagai pemain, Eng Hian yang berpasangan dengan Flandy Limpele pernah bermain untuk Inggris kurun waktu 2001-2003. Pada tanggal 1 Pebruari 2006 Eng Hian mengundurkan diri dari pelatnas Cipayung.

Lawan Greysia/Apriyani di final bukanlah sembarangan. Chen/Jia adalah peringkat nomor 2 dunia. Dari 9 pertemuan, Chen/Jia menang 6 kali. Sedangkan dari empat pertemuan terakhir sejak 2019, Greysia/Apriyani hanya menang satu kali.

Eng Hian membiarkan anak asuhnya bermain dengan cara mereka sendiri. Faktor non teknis seperti penekanan harus meraih medali. "Bisa menjadi beban," kata Eng Hian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun