Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahasa Jawa Masih Dituturkan di Negara-negara ini, Bagaimana Asal-usulnya?

13 April 2021   10:05 Diperbarui: 13 April 2021   10:49 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Jawa di Suriname (hipwee.com)


Ethnologue menyebutkan di Indonesia ada terdapat lebih dari 720 bahasa daerah dari berbagai etnis dan suku bangsa yang ada di Indonesia.

Melansir dari koran Sindo, data terakhir ada 10 bahasa daerah yang paling banyak dituturkan dari keseluruhan.

Dari ke 10 bahasa daerah itu, bahasa Jawa paling banyak digunakan yaitu 100 juta pengguna. Selain digunakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Bahasa Jawa juga digunakan di luar wilayah yang sudah disebutkan di atas, bahkan di luar negeri dengan berbagai macam dialeknya.

Sebagai perbandingan, Bahasa Sunda menduduki peringkat kedua dengan 42 juta penutur. Dan di posisi ke 10 adalah Bahasa Betawi dengan 2,7 juta orang pengguna.

Suara.com merangkum 6 negara dimana Bahasa Jawa ini banyak digunakan dengan latar belakang sejarahnya masing-masing.

Ke 6 negara yang dimaksud adalah Suriname, Kaledonia Baru, Kepulauan Kokos, Belanda, Singapura, dan Malaysia.

Orang-orang Jawa yang tinggal di Malaysia sekarang ini adalah keturunan ketiga dari mereka yang berdatangan ke negeri Jiran pada tahun 1900 an untuk mencari pekerjaan yang layak. Orang-orang keturunan Jawa bermukim di wilayah Serbak, Tanjung Karat, Banting, Selangor, dan Sepang. Hingga kini mereka masih menggunakan bahasa leluhurnya.

Sedangkan sejarah adanya keturunan Jawa di Singapura karena dulunya, pada tahun 1825, pemerintah Hindia-Belanda membawa orang-orang Jawa itu untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan milik orang-orang Belanda. 

Keturunan Jawa di Singapura itu kini bermukim di tepi Sungai Rochor. Mereka hidup rukun dengan populasi Singapura lainnya yang berasal dari etnis Melayu dan Cina. Mereka masih menggunakan Bahasa Jawa.

Sebagai negara yang menjajah Indonesia selama 350 tahun tentu meninggalkan catatan historis tertentu. Keturunan Jawa dibawa pemerintah Hindia-Belanda ke negaranya untuk dipekerjakan di sana.

Bahasa Jawa yang terus masih digunakan hingga kini menarik minat orang-orang Belanda mempelajari Bahasa Jawa itu. Bahasa Jawa ini dipelajari oleh universitas yang mempunyai jurusan Bahasa Jawa, yaitu Universitas Leiden, universitas tertua di Belanda yang berdiri sejak tahun 1575.

Tidak heran bahasa Jawa masih digunakan di Kepulauan Kokos karena populasi negara yang disebut juga dengan Cocos Island atau Keeling itu adalah orang-orang Jawa dan Melayu.

Tadi disebutkan kepulauan yang terletak di Samudera Hindia itu disebut juga dengan Keeling. Apa sebabnya?

Keeling atau nama lengkapnya (Kapten) William Keeling adalah orang yang pertama kali menemukan Cocos Island ini. Pertama kali melihatnya, Keeling mendapati Cocos Island ini sunyi dan tidak berpenghuni.

Keeling sendiri dan para pelaut lainnya tidak berupaya untuk menempati kepulauan itu sampai abad ke 19. Maka, untuk menghormati Kapten Keeling sebagai penemu pertamanya, kepulauan itu kerap juga disebut dengan Kepulauan Keeling.

Sedangkan Bahasa Jawa masih digunakan di Kaledonia Baru karena dulunya pada tahun 1896 Perancis membutuhkan para pekerja dari dari Asia (Jepang, Indo Cina, dan Hindia-Belanda) untuk mengerjakan perkebunan kopi dan pertambangan nikel.

Terkait dengan peraturan Koeli Ordonantie, Perancis meminta kepada Hindia-Belanda untuk mengirimkan 170 orang (dari Jawa).

Setelah kontrak para pekerja itu habis berdurasi 5 tahun, mayoritas orang-orang Jawa enggan pulang ke Jawa. Mereka ingin menetap di sana.

Pada 4 Nopember 2018 digelar referendum. Hasilnya ternyata 56,4 persen penduduk Kaledonia Baru masih ingin tetap menjadi bagian dari Perancis. Sisanya 43,6 persen ingin merdeka. Oleh sebab itu hingga kini wilayah yang terletak di sebelah barat daya Samudera Pasifik itu masih berstatus jajahan Perancis.

Data statistik menunjukkan saat ini ada 7000 keturunan Jawa yang beranak pinak. Mereka masih bisa berbahasa Jawa, kecuali milenial nya yang hanya bisa berbahasa Perancis.

Sedangkan Bahasa Jawa di Suriname karena pada abad ke 19 pemerintah Hindia-Belanda mendatangkan sekitar 33.000 penduduk Jawa untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan di Suriname.

Setelah Belanda kalah dari Jepang di Perang Dunia ke II hanya sedikit dari mereka yang kembali ke tanah air. Sebagian besar lainnya menetap di negara Amerika Selatan itu dan membentuk komunitas.

Hingga kini penduduk Jawa di negara yang dulunya bernama Guyana Belanda itu berjumlah sekitar 75.000 jiwa. Mereka masih menggunakan Bahasa Jawa, juga kesenian dan kebudayaan Jawa lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun