Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapakah Ken Arok atau Ken Angrok, Raja Singasari yang Fenomenal Ini?

13 Desember 2020   09:01 Diperbarui: 13 Desember 2020   09:03 3503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ken Arok (nusadaily.com)

Kisah fantastis ini bermula ketika Ken Arok semasa bayi. Bayi calon raja (Ken Arok) itu ditemukan oleh seseorang yang bernama Lembong di sebuah lokasi pemakaman.

Ken Arok sendiri belum sempat melihat ayahnya. Karena ayahnya wafat ketika dia masih di dalam kandungan ibunya. Ken Ndok (ibu dari Ken Arok) sendiri lalu diambil oleh Raja Kediri dijadikan isteri. Ayah Ken Arok sendiri memiliki jabatan sebagai wedana di Kerajaan Kediri, namanya Gajah Para.

Sebagai catatan, nama-nama hewan memang banyak diambil untuk memberi nama seseorang pada saat itu. Seperti (Maha Patih) Gajah Mada, (Prabu) Hayam Wuruk, Lembu, Singa, dan sebagainya.

Itulah sebabnya Ken Arok ditinggalkan di pemakaman tadi.

Kitab Raja-raja memang menceritakan tentang situasi di Pulau Jawa pada masa Hindu hingga masuknya Islam.

Sesudah dewasa, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari dan menjadi raja pada kurun 1222-1227 dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.

Korelasi antara Singasari dan Majapahit dengan Kerajaan Pajajaran (1130-1579M) di Jawa Barat adalah pada masa-masa Hindu tersebut Singasari maupun Majapahit ingin memperluas wilayah kekuasaannya.

Mereka berupaya untuk menaklukkan Pajajaran. Namun Pajajaran bukanlah kerajaan yang lemah. Dalam kekuasaannya, Majapahit menguasai nyaris seluruh wilayah yang disebut dengan Indonesia saat ini ditambah dengan Asia Tenggara.

Sedangkan Pajajaran hanya sepertiga Pulau Jawa. Perdana Menteri Majapahit saat itu, Gajah Mada, bersumpah tidak akan makan buah Palapa sebelum seluruh Nusantara berhasil dipersatukan.

Akan tetapi Pajajaran dapat menggagalkan ambisi Gajah Mada. Begitu pun Singasari.

Jika Anda membaca sejumlah sejarah dimana pada masa-masa jauh sebelum kerajaan Hindu-Buddha, nenek moyang kita sudah mengenal perdagangan dan berhubungan dengan orang-orang dari luar Nusantara, seperti dari Timur Tengah, India, atau pun India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun