Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pergantian Nama Jawa Barat Menjadi Sunda Pro dan Kontra, Apa Alasan Mereka yang Setuju?

2 Desember 2020   09:01 Diperbarui: 2 Desember 2020   09:07 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Sunda (salamadian.com)

Jika demikian, maka kekayaan Jawa Barat akan hilang. Cirebon kaya akan batiknya, atau Kasepuhan Cirebon dan sebagainya. Ini yang bahaya.

Atau setidaknya, menurut Ardy, perubahan itu akan menimbulkan gejolak.

"Sunda itu identik dengan bahasa dan budaya, sehingga yang memiliki budaya yang berbeda, seperti Cirebon, Karawang, atau Bogor akan terusik dan mengusulkan nama yang berbeda," katanya.

Menurut hematnya, ketimbang berdebat soal wacana penggantian nama yang barangkali sulit untuk diwujudkan lebih baik mendukung agar DOB (Daerah Otonom Baru) direalisasikan.

Tidak ada urgensi yang diperlukan, populasi penduduk Jawa Barat adalah 50 juta yang terbagi dalam 27 kabupaten/kotamadya. Sehingga kalau dirata-ratakan 1,8 juta per kabupaten/kotamadya.

Dibandingkan dengan Propinsi Jawa Timur yang populasinya 30-40 juta dengan 38 kabupaten/kotamadya, maka percepatan pembangunan di sana lebih cepat ketimbang Jabar.

Apa alasan sesepuh yang ikut kongres tadi ingin merubah nama menjadi Propinsi Sunda?

Para sesepuh itu merasa khawatir kata Sunda akan pudar. Menurut mereka, kata Sunda bukan hanya sekedar nama sebuah suku, namun lebih dari itu.

Pada sejarahnya, jutaan tahun yang lalu Sunda itu meliputi wilayah yang luas yang bahkan mencakup Semenanjung Malaya hingga ke daratan Asia, termasuk juga Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

Coba lihat ada nama Badak Jawa, yang dulu namanya adalah Badak Sunda (Rhinoceros Sondaicus), atau Harimau Jawa yang dulu namanya Harimau Sunda (Panthera Tigris Sondaica).

"Kita ingin ada sebuah ukiran dalam bentuk nama propinsi karena kita sudah banyak kehilangan nama, Sunda besar, Sunda kecil. Kebudayaan kita sudah tergerus," kata Andri P Kantaprawira, yang menjabat sebagai Ketua Kongres Sunda tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun