Mereka (Tony, Vince/ibu Lidya, dan Lidya sendiri) lantas berperan sebagai aktor utama rencana pembunuhan terhadap Naek Gonggom.
Dengan melibatkan beberapa orang lagi, di antaranya satpam Ade Sukardi (teman paman Lidya).
Lidya yang memang kawan dekat Naek Gonggom, berperan sebagai umpan. Sedangkan eksekusi pembunuhan dilakukan Vince Yusuf dan Tony.
Lidya berhasil menjalankan skenario seperti apa yang sudah direncanakan ibu dan pamannya.
Lidya dan Gonggom yang semula mencari angin dengan jalan-jalan di Plaza Senayan, akhirnya mereka memutuskan untuk menginap di sebuah cottage di Putri Duyung, Ancol, Jakarta Utara.
Skenario tersebut memang sudah direncanakan sedemikian rupa agar karier Lidya sebagai artis tidak ternoda.
Setelah melakukan kekerasan dan menguras ATM milik Gonggom, Vince dan Tony merencanakan untuk kabur, tapi tidak jadi, karena mereka khawatir karier Lidya yang sedang naik daun menjadi hancur.
Nyawa Gonggom akhirnya melayang di kamar Tongkol 59 Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta Utara, pada 28 April 2006.
Mereka merampok barang-barang berharga milik korban serta melakukan penarikan uang Gonggom lewat ATM.
Namun sayang, karier keartisan Lidya menjadi terguncang karena setelah polisi menyelidiki kasus ini, ketahuan Lidya pun terlibat di dalamnya.
Siapa tokoh yang paling jahat dalam kasus perampokan dan pembunuhan tersebut kelak dapat diketahui lewat hukuman yang dijatuhkan kepada mereka.