Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dihujat "FP Out", Ferry Salahkan Pelatih

3 September 2019   06:00 Diperbarui: 3 September 2019   06:25 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Julio Banuelos (wartakota.tribunnews.com)

Di masa-masa paruh akhir musim Liga 1 Shopee 2019, Persija bukannya naik peringkat, mereka malahan semakin berkubang di zona degradasi.

Hingga Minggu, 1 September 2019, Persija Jakarta berada di peringkat ke 17 dengan raihan poin 14 hasil dari 2 menang 8 draw dan 4 kalah. Bahkan minus 1 gol.

Persija Jakarta hanya kalah dari Semen Padang FC di paling bawah klasemen (18) dengan 11 poin dari 16 kali main.

Sebagai tim yang sudah malang melintang dan ditakuti sejak lama, kondisi Persija sekarang terbilang aneh. Dan mengherankan. Bahkan jika dibandingkan dengan tetangganya, Persib Bandung yang juga terpuruk, tapi Bandung dapat memperbaiki penampilannya, mereka kini berada di papan tengah, posisi 10 dengan 19 poin.

Aya naon Persija? Kunaon Macan Kemayoran?

Bahkan pada laga terakhir, Macan Kemayoran berhasil dipermalukan Perseru Badak Lampung dengan skor 0-1.

Menyuguhkan kopi di Stadion Candrabhaga, Bekasi, Minggu (1/9/2019), Persija Jakarta sudah kecolongan lewat gol yang diciptakan Marquinhos di menit ke 11.

Usai dicolong, Persija hanya bisa melakukan gempuran demi gempuran ke pertahanan PSBL Badak Lampung.

Tercatat Marko Simic mengancam gawang PSBL yang dikawal Yoewanto Stya Beny di menit-menit ke 34, 61, dan 85.

Sepakan Rezaldi Hehanusa di menit ke 38 juga masih melambung.

Kiper PSBL Badak Lampung memang bermain gemilang, Yoewanto juga dapat menggagalkan sepakan sembari menjatuhkan diri dari Bambang Pamungkas di menit ke 64.

Namun, hingga wasit Yudi Nurcahya meniup peluit tanda laga usai, PSBL Badak Lampung resmi mempermalukan Persija Jakarta dengan 1-0.

Para Jakmania yang hadir di stadion merasa kecewa dengan hasil gagal lagi gagal lagi.

Usai laga, para Jakmania itu membentangkan spanduk-spanduk yang meminta CEO Persija, Ferry Paulus supaya mundur dari jabatannya.

Beberapa sudut Stadion Candrabhaga terpampang spanduk-spanduk. "FP Out". "FP=Manajemen Bobrok". "Ferry Paulus Out".

Siapa menduga, Persija Jakarta yang menjadi jawara Liga 1 musim lalu kini sangat terpuruk ke jurang degradasi?

Musim lalu Persija Jakarta masih dipimpin oleh Gede Widiade. Akan tetapi semenjak tingkat komando diserahkan kepada Ferry Paulus, Macan Kemayoran anjlok drastis.

Menjelang memasuki putaran kedua, Ferry berupaya meningkatkan gengsi Persija dengan mendatangkan tiga pemain anyar. Ketiganya adalah Fachrudin Aryanto, Joan Tomas, dan Xandao. Setidaknya mereka dapat menjauh dari jurang degradasi.

Pada laga melawan PSBL tadi, baru Fachrudin Aryanto yang diturunkan.

Sedangkan Joan Tomas dan Xandao terlihat menyaksikan laga bersama Ferry Paulus di tribun. Sepanjang babak pertama, The Jakmania terus menyinggung FP.

Di jeda babak pertama, FP meninggalkan kursi, namun sejak dimulainya babak kedua, pria asal Manado itu tak kembali.

Tak hanya Ferry yang dihujat, Ketua The Jakmania, Tauhid Indra Sjarief juga menghujat Julio Banuelos, pelatih Persija agar hengkang.

Payah, Persija tidak bisa mengambil poin bahkan ketika bermain di kandang. Dari enam laga terakhir di kandang, Persija hanya menang satu kali.

Ferry angkat bicara, kesalahan sebenarnya ada di pelatih. Posisi Ivan Kolev sebagai pelatih di awal musim seharusnya dipertahankan, tidak diambil alih Banuelos. Menurutnya, Kolev tidak diberi kesempatan memperbaiki.

Menurut Ferry, Kolev waktu itu tidak bisa bermain dengan pemain yang utuh. Ia menyebutkan Marko Simic sering absen. Ferry sempat mengutarakan ke manajemen, setelah Banuelos beberapa kali memimpin, ia tidak melihat permainan sebenarnya. "Tapi manajemen bilang, ini pelatih pintar, bagus, dan pemain suka," ujar Ferry.

"Saat saya tanyakan pemain, mereka suka. Tapi saya lihat Banuelos hanya latihan ringan, kalau Kolev latihan pagi sore. Makanya jadi tidak bener, tidak ada motivasi," katanya.

Sekali lagi, Ferry menyatakan kesalahan ada di pelatih. "Masa lawan PSBL saja kalah. Di kandang lagi. Buat saya, ganti saja pelatihnya," ujarnya.

"Dua pemain asing baru, mungkin ada perubahan. Tapi pelatih saya anggap tidak becus mengoptimalkan,".

"Manajemen bilang pelatih bagus, tapi pelatih cuma teriak-teriak saja tak tahu caranya menang," kata Ferry menyalahkan pelatih Banuelos, asal Spanyol.

Untuk itu, Ferry berencana mengeluarkan spanduk "good coach know how to win the game".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun