Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Jangan Cepat Berpuas Diri dengan Apa yang Diperoleh

9 Februari 2019   08:55 Diperbarui: 9 Februari 2019   12:22 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lifter putra Merah Putih, Triyatno.

PB PABBSI (Persatuan Angkat Berat dan Angkat Besi Indonesia) semula akan memberangkatkan lima lifter mereka ke Thailand untuk mengikuti Kejuaraan Angkat Besi Internasional. Kejuaraan Angkat Besi Piala EGAT di Chiang Mai, Thailand ini berlangsung dari tgl 7-11 Pebruari 2019.

Namun dari lima yang direncanakan, hanya empat lifter yang akhirnya diberangkatkan. Hal itu disebabkan karena adanya faktor kesalahan administrasi. Satu lifter yang batal diterjunkan itu adalah lifter putri Syarah Anggraini.

Jadi, yang terjun di Piala EGAT, Chiang Mai, Thailand adalah empat lifter, yaitu lifter putri Acchedya Jagaddhita dan Nurul Akmal serta dua lifter putra, masing-masing Triyatno dan Deni.

Supeni, pelatih pelatnas angkat besi, mengatakan ada kesalahan yang dapat ditanyakan ke Kabid Binpres. Selain itu, Supeni juga mengungkapkan kondisi asuhannya belum mencapai 100 persen. 

Tapi saat langsung terjun, asuhannya diharap bisa mencapai hasil yang maksimal.

Supeni juga menilai turnamen di Thailand tersebut penting untuk menghitung poin Olimpiade Tokyo 2020 seraya asuhannya dapat memperbaiki total angkatan sebelumnya yang pernah diraih di Kejuaraan Dunia. 

Di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2018 yang digelar di Ashgabat, Turkmenistan, Merah Putih hanya membawa pulang satu medali emas dari Eko Yuli Irawan. Saat itu, Indonesia menerjunkan sepuluh lifternya. Ketika itu, Triyatno dan Akmal berada di posisi ke 14 besar dunia, sedangkan Acchedya Jagaddhita dan Deni masuk delapan besar dunia.

Hasil dari Chiang Mai, dua lifter putra Merah Putih sukses meraih medali emas di EGATs Cup International Weightlifting Championship 2019 dan lifter putri memperoleh perunggu.

Turun di kelas 67 kg, Deni menyabet emas dengan membukukan total angkatan 303 kg, 132 kg angkatan snatch dan 171 kg angkatan clean and jerk.

Kendati menyabet emas, total angkatan Deni lebih rendah dari yang dicapainya di Kejuaraan Dunia Ashgabat, Turkmenistan 2018. Ketika itu, Deni mengangkat total 310 kg.

Medali perak di kelas ini diperoleh lifter India, Jeremy Lalrinnunga dengan angkatan total 288 kg. Medali perunggu disabet Rubben Katoatau dengan angkatan total 285 kg.

Kejuaraan ini juga masuk dalam hitungan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

Sukses Deni diikuti juga oleh Triyatno. Turun di kelas 73 kg, Triyatno meraih medali emas dengan total angkatan 322 kg dan angkatan snatch 142 kg, serta medali perak untuk angkatan clean and jerk 180 kg. Hasil itu masih lebih rendah dari hasil yang diperoleh dari Kejuaraan Dunia Ashgabat, 325 kg total.

Lifter putri Indonesia juga memperoleh medali. Turun di kelas 59 kg, Acchedya Jagaddhita memperoleh medali perunggu. Menduduki peringkat keempat, Acchedya Jagaddhita memperoleh medali perunggu dengan angkatan total 214 kg, dengan rinci 117 kg clean and jerk, dan snatch 97 kg. 

"Dea" panggilan akrab dari Acchedya Jagaddhita berbagi sama medali perunggu bersama Mikiko yang menduduki peringkat ketiga dengan angkatan total 219 kg (clean and jerk 125 kg dan snatch 94 kg).

Usai laga, Deni merasa bersyukur dengan apa yang telah diperoleh, tapi ia menyadari dalam kejuaraan selanjutnya harus lebih baik lagi supaya bisa memperoleh poin peringkat dunia yang lebih baik. "Peluang ke Olimpiade juga lebih baik," katanya.

Deni sebenarnya punya peluang memperbaiki angkatan lebih baik, tapi di Chiang Mai, pemegang emas SEA Games 2017 tersebut tidak berhasil melakukan angkatan clean and jerk dan snatch.

Untuk bisa masuk Olimpiade Tokyo 2020, Deni harus berperingkat minimal delapan besar dunia. Berdasarkan 8 Pebruari 2019, Deni berada di peringkat ke 12.

Pelatih kepala angkat besi, Dirdja Wihardja mengapresiasi apa yang telah diraih Merah Putih. Kendati harus dievaluasi lebih lanjut.

Dirdja Wihardja mengatakan asuhannya memiliki semangat yang luar biasa, padahal belum maksimal. "Akan dievaluasi lagi," katanya.

Dirdja mencontohkan Dea, yang meningkat dari 212 kg menjadi 214 kg merupakan awal yang baik, kendati persiapannya belum seratus persen. 

Kualifikasi Olimpiade selanjutnya adalah IWF World Cup di Fuzhou, Cina, 20 Pebruari 2019. Di sini, Eko Yuli Irawan juga bakal tampil.

Apresiasi berhasil di Chiang Mai, namun liter Indonesia janganlah merasa cepat berpuas diri. Karena persaingan berikutnya akan lebih berat.

Hal itu senada seperti yang dikatakan Sonny Kasiran, manajer tim angkat besi Merah Putih. Sonny mengatakan bahwa tujuan utama adalah mendapatkan kuota Olimpiade Tokyo 2020.

Dengan sistem kualifikasi yang ditetapkan oleh IWF, Indonesia harus berjuang mengatur latihan dan turnamen mana demi mencapai penampilan terbaik kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang bergulir berturut-turut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun