Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Taman Wisata Alam Angke Kapuk

26 Januari 2018   12:24 Diperbarui: 26 Januari 2018   12:32 1795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin ikut melestarikan mangrove? 

Di sini ada fasilitas penanaman pohon, lho. Tanaman tersebut lantas akan dilabeli dengan nama individu maupun institusi yang telah berpartisipasi. Dengan membayar biaya perawatan, mangrove yang ditanam dijamin berkembang sampai besar karena dirawat khusus oleh tenaga profesional.

Pilihan lain menyusuri hutan mangrove adalah dengan menggunakan kano dan perahu dayung. Memang, ada tarif khusus di luar tiket masuk yang dikenakan untuk area wisata ini. Namun, sensasinya juga tentu berbeda karena Anda akan menyusuri mangrove langsung di rawa-rawa tempatnya bertumbuh.

Selain itu, TWA Angke Kapuk juga dapat dimanfaatkan untuk ragam kegiatan, dari outbound, berkemah, pemotretan, hingga pernikahan. Ada pula pendopo besar dan sejumlah vila pondok alam dengan berbagai ukuran dan kapasitas.

Semua bangunan tersebut terbuat dari kayu merbau, kayu mengkiran, dan kayu kelapa. Tak ada bangunan beton di area TWA. Semua melebur dalam nuansa alami khas hutan dan ekosistem pantai.

Sejak dibuka pada 2010, jumlah pengunjung TWA meningkat dari tahun ke tahun, meski masih jauh di bawah area wisata lain di ibukota.


Namun, sebagai ekowisata berbasis konservasi, jumlah pengunjung TWA memang harus memenuhi daya dukung kelestarian ekosistem. Jika terlalu banyak, dikhawatirkan akan menghilangkan nilai ekowisata itu sendiri. Padahal, ekosistem, suasana alam, dan potensi hayati di dalamnya merupakan unsur penting yang dikembangkan di TWA.

"Kehadiran TWA bukan untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya," tegas Ir. Evi Haerlina, Plt. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta.

tripadvisor.com
tripadvisor.com

"Sebaliknya, keberadaan TWA bertujuan untuk menjadi sarana edukasi lingkungan, agar pengunjung yang datang dapat memahami ekosistem mangrove dan biota yang ada di sekitarnya," papar Evi.

"Dengan melihat konservasi hutan mangrove secara langsung, pengunjung juga diharapkan akan memahami manfaat mangrove untuk kelestarian alam, terutama sebagai hutan kota dan penangkal abrasi laut," ungkapnya lagi.

Jakarta sangat membutuhkan mangrove, karena fungsi dan manfaatnya sangat besar bagi area pesisir ibukota, di antaranya mencegah intrusi air laut ke daratan dan meredam bencana banjir, karena satu gram lumpur mampu menyerap tiga gram air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun