"Hmm, boleh juga. Tapi kalau ujian iman gue berhasil, hadiahnya gaun, ya?"Â
"Traktir makan aja, deh."
"Gue maunya gaun."
"Oke, tapi kalau lo yang kalah, lo yang beliin gue gaun.'
Sinta menatap gaun barunya dengan wajah sumringah. Widya kalah telak. Selama di mall, Sinta sama sekali tidak belanja apa pun.
Kok, bisa? Iya, karena uang tunai yang ia bawa di dalam dompetnya hanya cukup untuk membeli semangkuk bakso. Sementara itu, kartu ATM dan kartu kreditnya tidak ia bawa.
"Gue yakin, lo bakal tergoda kalau di dompet lo ada kartu kredit dan kartu ATM," kata Widya yang merasa tak rela dengan kekalahannya.
"Minggu depan kita ke mall lagi, deh. Semua kartu gue akan gue bawa. Kita lihat, seberapa kuat iman gue," tantang Sinta sambil tertawa.
"Ayo, siapa takut?" sahut Widya sambil ikut tertawa.
Rupanya, Sinta benar-benar sudah sembuh total dari penyakit gila belanja yang dulu ia miliki.
Selama tiga jam lebih ia dan Widya berkeliling mall, hati Sinta sama sekali tidak tergoyahkan oleh tawaran diskon yang tersebar di berbagai penjuru. Sebaliknya, Sinta malah sibuk berbelanja sayur di supermarket.