Diponegoro sering minum anggur bersama teman-temannya orang Eropa. Kendati gemar minum, namun tidak berlebihan, Diponegoro menafsirkan soal larangan agamanya. Bahwa anggur yang dikonsumsinya adalah anggur putih.
Orang Eropa memberikan anggur putih yang manis sebagai penawar dari anggur merah yang memabukkan, jadi tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Diketahui pula anggur putih kesukaan sang pangeran adalah anggur putih bermerek Constatia yang berasal dari Tanjung Harapan. Anggur yang dikonsumsi oleh para raja-raja dan kaisar. Bahkan juga oleh Napoleon Bonaparte.
Diponegoro memang seorang yang luar biasa, namun sebagai manusia biasa dia juga mempunyai hobi yang sangat disukainya yaitu memelihara burung dan berkebun.
Di waktu senggangnya, Diponegoro kerap menghabiskan waktunya bersama burung-burung kakaktua atau perkutut yang paling disukainya.
Peter Carey juga mengatakan Diponegoro suka mengunyah daun sirih dan bermain catur. Dan Pangeran Diponegoro juga seorang perokok.
Sang pangeran melinting sendiri cerutu yang terbuat dari tembakau lokal serta dibungkus daun jati itu sebelum dinikmatinya.
Bahkan dalam keseharian tak henti-hentinya sang pangeran mengunyah daun sirih terus.
Sedangkan mengenai makanan kesukaan. Diponegoro konon menyukai roti putih panggang. Diponegoro juga suka kentang Belanda yang dimakan bareng kripik singkong dan sambal.
Peter Carey yang dilahirkan di Rangoon, Myanmar, 30 April 1948 merupakan seorang penulis Inggris yang mengkhususkan diri dalam sejarah modern Indonesia, utamanya Jawa.
Karya utamanya adalah pada sejarah Diponegoro, Perang Babad Jawa, dan Inggris di Jawa. Dia juga menulis tentang Timor Timur yang sempat menjadi bagian dari Indonesia.