Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ada yang Tak Ingin Terlewatkan

18 Mei 2017   15:04 Diperbarui: 18 Mei 2017   15:22 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita membayangkan di masa-masa sebelum media sosial Facebook didirikan (4 Pebruari 2004, oleh Mark Zuckerberg), bahwa kita dapat bertemu kembali, chatting, mengirim pesan kepada teman-teman kita yang telah berpisah sekian lamanya, baik itu teman sewaktu SMA, SMP, ataupun dengan rekan-rekan kita yang pernah kita kenal baik di pekerjaan, kantor, dsb. Di Facebook kita bisa mencari orang yang kita kenal, kemudian kita mengirimkan pertemanan kepada mereka. Kalau mereka menerima, merekapun menjadi teman sosial kita di dunia maya. Facebook membatasi jumlahnya sampai 5000.

Dulu sewaktu orang-orang ramai terlibat dan membicarakan Facebook, saya malah bingung bagaimana supaya ikutan dan cara mendaftarnya. Apakah dengan mendaftarkan di sekolah (karena ada kata booknya 😂). Tapi akhirnya mengerti juga.

Jadi di Facebook kita menulis status, tentang apa saja, layaknya curhat, bisa puisi, dsb., tentu kita sudah faham. Sesudah itu kita juga sering update status, berapa dan siapa saja teman-teman atau kenalan kita yang ngelike atau komentar. Sesudah itu kadang kita suka ketagihan update status setiap waktu, bangun pagi, di tempat kerja, di kendaraan, di mall, mau tidur, dsb.

Kita mesti berkorban juga untuk update di media-media sosial, mengorbankan jatah waktu untuk beristirahat, mengisi pulsa, dsb. 

Seiring perkembangannya di media sosial kemudian muncul istilah FOMO, singkatan dari Fear Of Missing Out. FOMO adalah suatu perasaan gelisah atau tidak nyaman karena ada sesuatu yang terlewatkan. Yang terlewatkan disini bisa postingan rekan-rekan, yang like dan berkomentar, kegiatan apa saja yang dilakukan. Kalau di Twitter mungkin ingin mengetahui 'kicauan' apa yang dikirim kenalan kita, komentarnya, yang mengikuti, dsb., Demikian juga di media sosial lainnya seperti g+.

Disisi lain media sosial itu menguntungkan karena kita punya banyak teman, kenalan, namun kerugiannya selain sering mengorbankan waktu di dunia nyata demi dunia maya, beli pulsa, juga kegelisahan karena FOMO tadi. Kalau kita tidak menanggapi komentar, atau bahkan kita melewatkan apa yang dilakukan orang, karena betul-betul terpaksa dan sibuk di dunia nyata, kita menjadi ketakutan dicap tidak toleran kepafa mereka

Ada sesuatu yang terlewatkan, membuat resah gelisah. Apakah ini salah satu sisi buruk dari pertemanan di dunia maya. Menurut JWT Intelligence, FOMO juga dapat memotivasi seseorang [caption caption="media sosial"][/caption]untuk melakukan pembelian diluar kebutuhan, misalnya gadget keluaran terbaru hanya karena terpengaruh oleh orang-orang sekitar yang memiiki benda serupa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun