Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Persimpangan Jalan

15 Juli 2020   12:31 Diperbarui: 15 Juli 2020   12:27 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senjaku meraung ratap
Mengelus dada batinpun berguman
Haruskah masih ada aksara terserak dipinggiran jalan
Mengetuk harap antara kebisingan kota, entah

Berjejer kecil-kecil cabe rawit
Pindah sana sini bertepuk membawa kaleng
Serasa tiada lelah mengupas rumitnya kehidupan
Hingga esok kembali datang menabur asa persimpangan yang sama

Ah, bunga-bunga bangsa menyusun mimpi terpasung
Perih dan pedih jiwapun terdampar dalam kehampaan
Hanya doa memuja pada penyerahan diri
Semoga hari tetap cerah meski tokoh pewayangan tak memandang

Surabaya, 15 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun