Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar dari Nabi Yusuf dalam Mempersiapkan Masa Pensiun

18 November 2021   19:46 Diperbarui: 18 November 2021   19:54 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengacu pada metode yang diterapkan oleh Nabi Yusuf, berikut ini persiapan menjelang masa pensiun yang dimulai tujuh tahun sebelum pensiun. Metode ini pada prinsipnya terdiri dari dua hal yaitu menabung untuk masa depan dan menyesuaikan gaya hidup.

Tahun ke-7 sebelum pensiun. Dimulai sejak 7 tahun sebelum pensiun, sekitar usia 48 tahun kita harus mulai menyisihkan minimal 10% dari penghasilan atau gaji kita sebagai tabungan atau investasi di masa pensiun. Pada periode ini gaya hidup kita secara umum tidak terlalu terpengaruh atau belum perlu menurunkan gaya hidup.

Tahun ke-6 sebelum pensiun. Pada periode ini kita harus menyisihkan 20% dari seluruh penghasilan atau gaji kita sebagai tabungan atau investasi di masa pensiun. Sebagai konsekuensinya gaya hidup mulai sedikit menyesuaikan.

Memasuki tahun ke-5 sebelum pensiun, pada titik ini kita harus mulai menyesuiakan gaya hidup dengan lebih keras karena kita hanya bisa memakai 70% dari penghasilan kita untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara 30% dari seluruh penghasilan atau gaji harus disimpan sebagai tabungan atau investasi di masa pensiun

Pada tahun ke-4 sampai tahun ke-2 sebelum pensiun merupakan periode yang sangat berat dan penuh tantangan. Ini adalah periode kritis karena tantangan yang sesungguhnya muncul di sini. Pada periode ini kita harus menyisihkan 40% dari seluruh penghasilan dan tahun berikutnya lebih berat lagi 50% dan tahun berikutnya 60% dari seluruh penghasilan kita harus ditabung.

Di sisi lain pada periode ini status sosial di lingkungan sekitar, keluarga dan tempat kerja justru meningkat karena jabatan tertinggi yang bisa kita capai adalah sebelum pensiun. Dan hal ini benar-benar bertentangan, disatu sisi harapan orang-orang disekitar kita sangat besar khususnya saat mereka mengharapkan kontribusi kita dalam kegiatan-kegiatan sosial di komunitas lingkungan dan kantor, namun di sisi lain kita harus hidup dengan separuh dari gaji kita.

Di sinilah mungkin ujian yang sesungguhnya dalam mengelola keuangan menjelang pensiun. Apalagi bila tanggungan anak-anak masih banyak, atau mungkin mereka sedang membutuhkan biaya banyak karena mereka sedang masuk masa remaja atau kuliah.

Periode selanjutnya adalah satu tahun menjelang pensiun. Periode ini bisa kita lewati dengan mudah bila periode sebelumnya kita sudah bisa melewatinya dengan baik. Sebaliknya bila pada periode sebelumnya kita gagal maka periode ini mustahil akan berhasil.

Pada priode ini kita harus menyisihkan 70% dari penghasilan atau gaji kita sebagai tabungan atau investasi di masa pensiun. Jadi hanya 30% yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. 

Periode ini merupakan penyesuaian akhir sebelum kita benar-benar menghadapi realita, masa pensiun yang sebenarnya. Tidak ada lagi gaji bulanan yang biasanya ditunggu-tunggu, penghasilan dari 100% langsung menuju 0%, namun pengeluaran tetap jalan terus selama kita masih hidup.

Pada periode pensiun praktis kita hanya hidup mengandalkan passive income yang umumnya jauh lebih kecil dibanding gaji kita saat masih bekerja penuh waktu. Belum lagi kondisi kesehatan yang mulai menurun karena penyakit degeneratif maupun fungsi-fungsi organ tubuh yang mulai melemah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun