Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menanam Buah dan Sayur Sendiri di Rumah Dapat Mangatasi Pemanasan Global dan Mendukung Net-Zero Emissions?

22 Oktober 2021   21:33 Diperbarui: 22 Oktober 2021   21:45 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kebun di halaman Rumah, sumber: finegardening.com

Butir-butir air yang terkena sinar matahari pagi tampak indah berkilauan, butir-butir air itu jatuh diantara helai dedaunan dan buah cabe yang mulai ranum kuning kemerahan. Tanaman cabe di polybag itu tertata rapi bersama tanaman lain di halaman rumah, di sebuah kawasan perumahan di pinggiran kota.

Pemandangan seperti itu mulai marak sejak pandemi covid-19 melanda dunia, khususnya di Indonesia. Berkebun di halaman rumah menjadi tren bagi banyak orang  di masa pandemi covid-19 karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan sistim kerja dari rumah atau work from home (WFH).

Tanaman cabe di polibag, sumber: kampustani.com
Tanaman cabe di polibag, sumber: kampustani.com

Berkebun di rumah sekarang ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja karena lahan sempit sudah tidak menjadi kendala lagi. Ada berbagai metode berkebun di rumah untuk menyiasati keterbatasan lahan atau ruangan.

Beberapa metode berkebun yang cocok diterapkan pada lahan yang sempit antara lain, menanam pada polybag, tabulampot, hidroponik, aquaponik, aeroponik, vertikutur dan sebagainya. Demikian pula media yang digunakan juga beragam mulai tanah, sekam, perlite, sabut kelapa dan lain-lainnya. Selain itu wadah untuk menanam juga bisa menggunakan kemasan daur ulang seperti botol minuman, kaleng, ember dan wadah apa saja sesuai kreatifitas masing-masing.

Memanfaatkan wadah bekas untuk menanam, sumber: balitribunnews.com
Memanfaatkan wadah bekas untuk menanam, sumber: balitribunnews.com

Adanya lahan hijau di rumah tentunya tidak hanya membawa kesejukan namun juga dapat menghindarkan kita dari stres. Selain sebagai hobi berkebun juga menjadi kebutuhan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan yang sehat dan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi keluarga.

Ada begitu banyak manfaat yang kita dapatkan dengan mulai berkebun, menanam sendiri buah, sayur, bumbu dapur atau tanaman obat di rumah dengan lahan seadanya. Seandainya seluruh penduduk Indonesia melakukan ini maka akan tercipta ketahanan pangan Nasional dan penduduknya lebih sehat dan produktif.

Menanam sendiri buah dan sayur di halaman rumah kita yang sempit memerlukan kesabaran dan ketelatenan tersendiri dan seringkali hasilnya tidak seberapa. Apalagi bila kita bandingkan dengan membeli di pasar yang cukup murah dan praktis terkadang kita tergoda untuk beli dari pasar saja tidak perlu repot-repot menanam sendiri. 

Namun dibalik itu ternyata ada manfaat yang sangat besar bila kita menaman sendiri buah dan sayuran di rumah. Khususnya dalam upaya melawan pemanasan global dan dampak perubahan iklim.

Menanam buah dengan Tabulampot, sumber: higaragro.com
Menanam buah dengan Tabulampot, sumber: higaragro.com

Mengapa menanam sendiri buah dan sayur di rumah dapat berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon, menghambat pemanasan global dan mencegah dampak perubahan iklim?

Pertama, adanya tanaman hijau disekitar rumah akan menyerap karbon dioksida (CO2) dan memproduksi oksigen (O2) selama proses fotosintesis. Proses penyerapan karbon dioksida dari udara akan mengurangi emisi karbon (CO2) di lingkungan sekitar kita. Selain itu oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis juga baik buat kesehatan kita dan lingkungan pada umumnya.

Kedua, tanaman buah dan sayur bisa langsung kita konsumsi sehingga mengurangi emisi karbon yang tidak perlu. Pengolahan hasil pertanian konvensional dalam skala besar memerlukan proses mulai dari panen, pengangkutan ke pasar, kemudian ke pedagang kecil sebelum akhirnya sampai ke rumah tangga yang membutuhkan. Selama proses panen dan distribusi akan banyak dihasilkan emisi karbon baik itu dari mesin-mesin pertanian yang digunakan, kendaraan pengangkut dan seterusnya.

Ketiga, buah atau sayur yang kita tanam dapat kita konsumsi seluruhnya karena tidak mengandung pestisida. Buah dapat kita makan termasuk kulitnya karena banyak mengandung anti-oksidan, demikian pula sayuran hampir semua bagian bisa dimakan. Dengan demikian kita sudah berkontribusi mengurangi produksi sampah dari sisa buah dan sayur. Sampah sisa buah dan sayur yang busuk akan menghasilkan gas metana, gas metana ini termasuk gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

Jadi kegiatan menanam sendiri buah dan sayur di rumah terbukti efektif dalam menurunkan emisi karbon dan mengatasi dampak perubahan iklim. Namun demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini agar benar-benar dapat mendukung pencapaian Net-Zero Emissions.

  • Hindari menggunakan pupuk kimia

Pupuk buatan atau pupuk kimia yang ditaburkan pada tanah di sekitar tanaman akan bereaksi dengan tanah dan air dan reaksi kimia yang terjadi akan melepaskan gas karbon dioksida dan dinitrogen oksida sebagai gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

  • Jangan menggunakan pestisida

Sebenarnya pestisida tidak diperlukan karena pada lahan tanaman yang kecil, hama atau penyakit tanaman lebih mudah dikontrol dan diatasi. Namun demikian bila terpaksa harus memberantas hama atau penyakit tanaman gunakan "pestisida" alami dari daun-daun atau buah tanaman tertentu. Penggunaan pestisida kimia akan membuat sayur atau buah tidak bisa dikonsumsi semuanya, banyak bagian yang harus dibuang sehingga menghasilkan sampah yang akhirnya melepaskan gas metana atau gas rumah kaca.

  • Sebaiknya gunakan air daur ulang untuk menyiram tanaman

Air bersih harus digunakan dengan bijaksana dan hemat, ini adalah salah bentuk dukungan terhadap upaya mencapai Net-Zero Emissions melalui kampanye 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sebaiknya gunakan air bekas cuci sayur atau buah, air hujan atau air tampungan dari AC. Air bekas cucian piring bisa dipakai asal tidak terlalu banyak mengandung detergen, mungkin pada bilasan kedua atau pada tahap pembersihan awal.

Mari kita mulai menanam buah dan sayur sendiri di rumah, kegiatan ini manfaatnya sangat banyak baik buat diri sendiri dan keluarga, untuk memperkuat ketahanan pangan Nasional serta untuk keberlanjutan kehidupan di muka bumi ini.

Salam Sehat dan Salam Lestari.

Lestari Alamku, Lestari Bumiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun