Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Don't cry

Move on

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Anak Muda Belum 'Aware', Jauhi 2 Kesalahan Berikut agar Uang Tidak Habis Setelah Lebaran

11 April 2024   08:13 Diperbarui: 11 April 2024   08:16 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang habis setelah Lebaran (sonora.id)

Berbahagialah mereka yang merayakan Lebaran di desa.

Dan pada kenyataannya, mayoritas penduduk Indonesia merayakan momen yang sangat spesial itu di kampung halaman.

Setelah setahun tinggal di kota besar, setahun sekali mereka mudik ke kampung halaman.

Dalam hal ini hawa udara di desa sangat segar dan dingin. Sangat berbeda dengan hawa udara di kota besar seperti Jakarta yang pengap dan berpolusi.

Itulah kelebihan sebuah desa dibandingkan dengan kota besar seperti Jakarta.

Kendati dalam hal mencari uang, kota besar memang lebih unggul ketimbang di desa.


Namun dalam hal untuk istirahat, desa lebih unggul.

Hawa udara yang sejuk dingin hingga pemandangan alamnya yang mempesona.

Ditambah lagi dengan penduduknya yang ramah tamah.

Dalam sebuah penelitian ditemukan jika orang yang tinggal di desa hidupnya lebih bersemangat daripada orang yang tinggal di kota.

Selain karena hawa udaranya yang sejuk dingin, kehidupan desa juga belum terpengaruh oleh polusi dari hiruk-pikuk nya kendaraan ketimbang orang Jakarta yang hedon.

Namun seperti apa kata Koes Plus dalam lagunya yang berjudul "Kembali ke Jakarta", maka kita pun harus kembali ke Jakarta atau kota besar lainnya kembali mencari nafkah.

Beberapa tahun yang lalu saya pernah melihat orang yang ada di stasiun mengatakan kepada pemudik yang baru sampai kembali di Jakarta di sebuah stasiun dengan "abisin uang di kampung cari duit lagi di Jakarta..."

Entah dengan maksud menyindir atau apa, namun nampaknya orang itu hanya sekedar bercanda saja.

Kondisi mereka yang menghabiskan uang saat Lebaran hasil dari kerja setahun memang tidak sedikit yang terjadi.

Kita jangan sedih. Kita tidak sendirian.

Orang lainpun mengalami juga.

Kita harus move on. 

Seorang pakar keuangan menyebutkan perencanaan keuangan untuk Lebaran bahkan harus dibuat setahun sebelumnya. Dengan dibuatnya perencanaan itu maka kita bisa menyimpan uang yang kita dapatkan dalam tabungan.

Buatlah anggaran untuk lebaran selanjutnya ditambah untuk pengeluaran yang tak terduga.

Kita boleh memperhatikan saran dari pakar keuangan itu.

Hidup hemat dengan menyimpan uang yang kita dapatkan di tabungan sampai kepada Lebaran yang berikutnya.

Eko Pratomo seorang Pakar Perencanaan Ekonomi mengatakan penting untuk menjauhi dua kesalahan berikut agar tidak terjadi uang habis setelah Lebaran.

1. Tidak punya dana darurat

"Dana darurat itu sifatnya mendadak. Unbudgeted atau tidak rutin," kata Eko.

Dana darurat ini adalah dana yang disiapkan untuk "musibah" yang tak terduga misalnya sakit atau pengeluaran yang membengkak lainnya.

Anak muda nampaknya belum aware dalam hal ini.

2. Belum menyadari matching

"Belum matching antara income bulanan dengan pengeluaran bulanan dan income tahunan dengan pengeluaran tahunan," kata Eko lagi.

Salah satu contohnya adalah pengeluaran untuk zakat yang besarnya 2,5 persen dari pendapatan dan harta yang dimiliki. Ini harus dipersiapkan.

Kita harus menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilan kita untuk hal-hal yang bersifat wajib, seperti pembayaran zakat tadi.

Jangan hanya mengandalkan penghasilan bulanan untuk menyelesaikan kewajiban. Harus imbang dan matching antara pengeluaran dan pendapatan.

Ayo kita move on.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun