Artinya, pendapat kedua memberikan pemahaman bahwa Khidir tidak bernasab kepada Nabi Ibrahim yang mana beliau hanya seorang tentara Raja Agung Zulkarnain.
Adapun pendapat lain, mengutip dari pendapat Daruqutni yang menulis dalam kitabnya al-Afrad. Yang mana dalam kitab tersebut ditulis bahwa Khidir adalah anak kandung dari Nabi Adam as.Â
Sedangkan Abu Hitam as-Sajistani menyebutkan dalam kitabnya al-Ma'maryn,  justru mengatakan bahwa Khidir adalah putra dari Qabil  bin Adam as.Â
Adalagi yang mengatakan bahwa Khidir adalah Balya bin Malkan Qali' bin Syaikh bin Abir bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh as. bin Lamak bin Mutawasylikh bin Idris as. bin Yard bin Mahlail bin Qainan bin Yanasy bin Syith bin Adam as. Pendapat ini dimunculkan oleh Ibn Qutaibah, dari Wahab in Munabbih.
Disisi lain, Imam Nawawi sependapat dengan Ibn Qutaibah, bahkan beliau menambahi bahwa nama Malkan merupakan ganti dari Kalman. Balya bin Mulkan ini adalah seorang tentara yang diperintahkan oleh panglimanya untuk mencari air untuk memenuhi rasa kehausan dari para tentara yang kehabisan air dalam satu perjalanan.
Dalam pencariannya tersebut, Balya akhirnya menemukan air dari sebuah telaga, segera ia meminumnya untuk memenuhi kehausannya dahulu. Ternyata telaga yang ditemukan itu adalah telaga kehidupan, akibatnya Balya memiliki keistimewaan umur panjang yang mana ia baru akan meninggal setelah hari kiamat nanti tiba.
Penjelasan ini diungkapkan oleh Ibn Arabi dalam kitabnya Futuhat Makkiyah. Bahkan secara jelas Ibn Arabi mengatakan bahwa Balya bin Mulkan adalah seorang gurunya ketika berada di Sevilla, Andalusia.Â
Namun ada pendapat lain yang mempunyai kemiripan tapi sedikit berbeda, yang mana pendapat tersebut mengatakan bahwa nama asli Khidir adalah Balya tetapi bukan bin Mulkan, akan tetapi Balya bin Balkan.
Sementara pendapat lain mengungkapkan bahwa, Nabi Khidir sendiri mempunyai tugas yaitu memegang ilmu, sehingga kematiannya dikaitkan dengan hilangnya Al-Qur'an dari lembarannya pada menjelang kiamat nanti.
Memang semua pendapat itu tidak bisa dikatakan salah ataupun benar, namun hal itu mengungkapkan bahwa ada sosok Nabi yang masih hidup sampai sekarang.
Nabi Khidir sendiri mempunyai keistimewaan selain berumur panjang, beliau juga memiliki kelebihan mengetahui peristiwa yang belum terjadi. Yang mana hal itu bisa dikaitkan dengan peristiwa Nabi Musa as.