Surat ke dua R kepada I
Hari ini malam belum terlalu pekat, dan belum terlalu pagi untuk dilewati, purnama pun tiada bermurung sebelum layu di tikam waktu, berhimpit gumpalan kabut yang kian murung enggan tuk dirayu.Â
Rindu ialah jawaban pada awal pertemuan Kau dan aku yang pernah hening dalam ketiadaan.
Seumpama nya adalah: kita pernah menjadi dua orang yang begitu berbeda, saling melukai dan melindungi.Â
Dan sang waktu seperti pengadil lapangan hijau, membiarkan kita hening dalam dekapnya. Mengheningkan segala peristiwa, seperti percakapan kita yang biasanya.Â
Di pusara hatimu, aku adalah muara dari segala peristiwa yang telah terjadi, yang bisa menjadi apa saja yang memudahkan dirimu untuk kau rindui, yang akan kau ridhoi dalam setiap deru nafas yang telah menjadi Do'a.Â
Kepegianmu dihempas angin yang entah kemana arah dan tujuannya, atau seperti abu yang telah dilahap api dihadapanku ini.