Dari sekian banyak tekong, mungkin tekong ini yang paling banyak populasinya karena mudah menjalankannya. Sebagian tekong tiket ini sudah menjadi travel agent resmi dengan kantor yang representative dan sebagiann lain masih bergerak secara tradisional bermodalkan handphone.
Saya mengenal salah satu tekong tiket yang cukup dikenal baik oleh para TKI asal Lombok yang biasanya bekerja di lading-ladang sawit, kita sebut saja namanya kodir. Pak Kodir yang asal Lombok timur ini sudah menetap di semenanjung Malaysia hamper 30 tahun sampai berhasil menikah dengan warga local sehingga sudah resmi juga menjadi warga sana. Pria lugu ini sering keluar masuk ladang-ladang sawit untuk menawarkan dan memberikan tiket pesanan TKI. Bukan hanya sekedar jual tiket, Pak Kodir juga sekaligus memberikan layanan penjemputan ke ladang dan transportasi dari ladang ke bandara yang bisa jadi memerlukan waktu tempuh yang cukup lama, bahkanbisa 6 jam perjalanan. Dia menggunakan mobil kancilnya jika pelanggannya 3-4 org kalo sedikit dia membawanya dengan menumpang bis umum yang banyak beroperasi. Daerah operasi pak kodir mulai dari kuantan, Pahang, bahkan sampai ke Johor.
Bisnis pertekongan tiket pak kodir ternyata banyakjuga yang dilakoni oleh warga tempatan yang umumnya sekaligus berprofesi sebagai supir taxi.
Tekong-tekong yang disebutkan di atas, biasanya juga merangkap sebagai tekong tiket.
6. Tekong pengiriman jenazah.
Nah tekong yang satu ini sudah saya bahas secara khusus dalam tulisan terdahulu. Silahkan baca lagi…heheheh
Mungkin masih banyak tekong-tekong jenis lain yang kebetulan tidak terekam aktivitasnya oleh saya. Yang jelas geliat TKI di negeri jiran telah banyak memberikan peluang bisnis bukan hanya di negara tempat mereka bekerja tapi juga di kampong halaman mereka..dunia TKI telah melahirkan hero-hero bukan saja bagi keluarganya tapi juga masyarakat disekitarnya..bagi negara? Jelas, toh pemerintah kita sampai memberikan label harum kepada mereka sebagai Pahlawan Devisa..meskipun pemerintah belum memberikan pelayanan yang harum untuk mereka.
Hidup Tekong!
(Tulisan ini didedikasikan untuk sahabat-sahabatku yang masih bergulat dengan profesi tekongnya di negeri jiran)