Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perspektif Filosofis dari Kisah Sawerigading dalam Sastra Bugis Klasik

20 Mei 2025   21:35 Diperbarui: 21 Mei 2025   07:48 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Daerah kita)

Ini mirip dengan perjalanan eksistensial Gilgamesh, yang kehilangan Enkidu tetapi akhirnya menemukan makna hidup bukan dalam keabadian, melainkan dalam keberlanjutan kehidupan.

Kontras dengan Legenda Lain: Rama dan Odisseus

Rama (Ramayana) – Hinduisme

Rama mengikuti dharma dan memilih pengorbanan pribadi demi tatanan sosial dan ilahi. Sebaliknya, Sawerigading justru melawan tatanan itu untuk menciptakan dharma-nya sendiri, sebagaimana manusia eksistensialis.

Odisseus (Yunani)

Seperti Sawerigading, Odisseus juga mengarungi lautan, mengalami penderitaan dan godaan. Namun, Odisseus kembali ke rumah sebagai pahlawan; Sawerigading kembali sebagai manusia baru, yang tidak hanya mengalami dunia, tetapi menemukan dirinya di luar kerangka asalnya.

Sawerigading adalah representasi arketipal dari manusia Bugis sebagai pejuang makna, bukan penerima pasif dari struktur mitologis. Ia adalah pahlawan yang jatuh, patah, bangkit, dan memilih, dan dengan itu ia melampaui dirinya sendiri.

Dalam konteks ini, legenda Bugis tidak hanya relevan secara budaya lokal, tetapi juga mengandung filsafat universal tentang eksistensi, dan layak disandingkan dengan mitos-mitos besar dunia.

5. Nilai Heroisme dan Kehormatan (Siri’ dan Pesse)

Dalam struktur nilai masyarakat Bugis, dua konsep utama yang membentuk jati diri dan moralitas kolektif adalah siri’ (harga diri, kehormatan) dan pesse (empati, rasa iba). Legenda Sawerigading tidak hanya menampilkan figur mitologis, tetapi juga mengkristalkan keduanya sebagai pilar etika lokal.

Siri’: Etika Kehormatan sebagai Tanggung Jawab Eksistensial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun