Mohon tunggu...
Cahya Nugraha
Cahya Nugraha Mohon Tunggu... Human Resources - Suka naik gunung, camping, jalan-jalan, makan-makan. @rubikomugglo

Baru menjelajahi 18 dari 17.000 pulau di Indonesia. Blog: rubikomugglo.weebly.com Twitter: @rubikomugglo Instagram: rubikomugglo

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belajar dari Pabrik Susu Jazirah Arab, Almarai

1 Mei 2016   05:44 Diperbarui: 1 Mei 2016   11:10 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar dari Almarai, kata abang saya yang sejamaah Umrah sama saya Almarai salah satu produsen susu terbesar se jazirah arab. Saya tidak punya pengetahuan apapun tentang pabrik ini, tentang produknya, harganya, dan sebagainya. Sehabis pulang dari masjid, pergilah saya dan abang saya ke Indomaretnya Arab (namanya pandati), lalu membuat riset kecil kecilan, membeli berbagai merk susu dan varian rasa serta ukuran dan dibandingkan.

Asumsi kami adalah orang Arab sangat menyukai produk yang berbahan dasar susu karena banyak banget produk berbahan dasar dairy dietalase minimarket nya. Saya dan abang saya membandingkan beberapa merk, seperti nadec, almarai, alsafi dan berbagai rasa semacam full fat plain milk, coklat, mangga, dan strawberry, harganya pun beragam, ukuran kecil sekitar 1 Riyal, dan yang 500ml sekitar 2,5 Riyal dan 3 Riyal untuk yang berasa. Menurut saya untuk rasa plain milk, al marai mempunyai keunggulan, soal rasa coklat, mangga, dan strawberry susu merk nadec lebih enak menurut saya, tapi susu alsafi mempunyai harga paling murah 1.5 L susu plain hanya dihargai 5Riyal (20,000 Rupiah).

Kami sudah mencoba berbagai susu dan sudah tau kalau ingin susu yang mana harus membeli yang mana. Beberapa waktu setelah itu, saya dan abang saya ke Hypermartnya Arab (namanya bin Dawood), seperti biasa kami mencari susu, dan ketika melihat etalase, kami jujur kagum dan kaget karena produk almarai tidak hanya membuat susu, tapi juga produk turunan dari susu, semacam keju, krim, yoghurt, butter. Pabrik pesaing tidak ada yang melakukan hal ini, dan ini yang menarik. 

Saya lalu membayangkan bagaimana konsep usaha seperti ini diajarkan ke peternak sapi di Indonesia. Peternak sapi punya kemampuan dan keahlian sehingga dalam satu pabrik, produk yang dihasilan tidak hanya susu, tapi juga membuat yoghurt, krim, butter, keju, bayangkan bagaimana kesejahteraannya juga meningkat. Akhirnya kami pun berdiskusi di Indonesia itu kurang perusahaan atau badan usaha yang membuat usaha dari hulu ke hilir, saya cuma tau sedikit, yang dekat dengan Jogja adalah Jejamuran yang membudidayakan sendiri jamurnya, lalu dipanen, dan dimasak di restorannya. Menurut saya akan lebih menarik kalau ada tur yang mengajarkan cara budidaya, sehingga selain ada usaha dibidang budidaya pertanian, dan kulineri, perusahaan tersebut bisa menyuguhkan wisata edukasi. Sempurna bukan?

Ada yang menulis bahwa 1 ekor sapi di di pabrik arab menghasilkan 70 liter susu. Setiap hari pabrik ini menghasilan 550.000 susu. Selain susu yang melimpah, konsumsi air setiap harinya juga mencengangkan  yakni sekitar 15 juta liter sehari, yang digunakan untuk pertanian rumput (60.000 ton/tahun), minum sapi, dan pendingin ruangan. 

Memang benar sepertinya kita harus banyak belajar, karena negeri gersang seperti arab ini bisa membuat teknologi pertanian dan peternakan sebegitu canggih. Mungkin karena minyak yang membuat arab punya uang dan bisa membeli semuanya, tapi bukankah Indonesia juga kaya? Indonesia sudah diuntungkan dengan suburnya tanah, luasnya lahan, iklim yang cocok, tapi ya begitu itu, masih harus banyak belajar, belajar manajemen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun