Mohon tunggu...
Mamik Rosita
Mamik Rosita Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Supervisor, Praktisi Pendidikan

Blok ini berisi tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Malu

6 Agustus 2021   12:42 Diperbarui: 6 Agustus 2021   13:05 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sering banget kita merasa bahwa mereka, saudara- saudara kita yang tidak atau belum mengenakan atribut muslim atau muslimah itu tidak lebih baik dari kita. Nyatanya tidak selalu demikian shobat. Kisinan kalau orang Jawa bilang, itu pernah saya alami.

Alkisah, ketika hendak mengantar putriku les privat Kimia di salah satu guru SMAN yang rumahnya di dekat BLK jombang, kami mampir di taman pasar buah. Terpaksa kami mampir karena anak saya minta ke kamar kecil. Kebetulan fasum terdekat ya taman pasar buah itu. Akhirnya kendaraan saya belokkan kesitu. Karena belum pernah ke tempat itu, kami bingung, dimana ada kamar kecil. Saat kami bingung, ada tukang sapu mendekat dan seakan mengerti kebingungan kami, dia brrtanya apa mencari kamar kecil? Sontak anak saya menjawab iya, lalu dia menunjukkan ke arah kamar kecil tersebut. Lalu anak saya lari ke kamar kecil setelah mengucapkan terima kasih. Sementara saya turun dan mencarikan sarapan untuknya.

Setelah membeli dua bungkus nasi pecel dan air minum, saya segera beranjak berlalu. Namun sebelum pergi, saya mendengar suara perempuan. Setelah saya tengok ternyata seorang perempuan tanpa jilbab dengan pakaian agak terbuka yang sedang menggandeng seorang lelaki tua. Kupikir dia bapaknya. Lantas perempuan tersebut menawarkan menu untuk sarapan bapak tersebut di tempat saya beli tadi. Bahkan perempuan tersebut bilang kepada lelaki itu untuk membungkuskan teman- temannya. Lhoh..berarti dia bukan bapaknya, pikir saya. Lalu saya toleh, tertangkap setangkup wajah dimata saya. Ouuww....rupanya lelaki tua itu adalah tukang sapu tadi.

Setelah membungkuskan dua kresek makanan dan minuman, perempuan muda itu menggandeng tukang sapu tersebut dengan penuh kasih sayang ke seberang jalan. Saya penasaran, apa yang hendak dilakukan. Saya ikuti dengan pandangan mata. Ternyata, perempuan tanpa jilbab dengan busana agak terbuka itu membelikan sembako untuk lelaki tua itu. Lama di toko itu, ternyata setelah keluar toko, banyak sekali belanjaan untuk lelaki tua itu.

Subhanallah...baik sekali hati perempuan ini. Kontras sekali dengan penampilannya yang agak kurang sopan. Ternyata dibalik penampilannya, tersembunyi kebaikan budinya.

Lalu saya tengok penampilan saya, duhh..malu banget. Penampilan saya jauh lebih sopan dari dia, tapi hati saya belum semulia dia.

Kenapa saya tadi tidak kepikiran untuk memuliakan laki- laki tua tadi. Padahal tadi saya yang pertama kali bertemu dengannya. Bahkan dia sudah begitu peduli pada kami, dengan menunjukkan dimana toilet saat sedang menyapu.

Astaghfirullah....Menyesal...hanya bisa memberikan terima kasih untuknya tadi.

So teman- teman...jangan seperti aku yeahh..kita ternyata bisa belajar dari orang lain meski dengan penampilan yang tidak lebih baik dari kita...Semoga Allah senantiasa membuka mata hati kita. Aamiiiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun