Mohon tunggu...
ERNA SEPTIANA
ERNA SEPTIANA Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan aktivis muda

Mahasiswa di Universitas Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nasihat dariku untukmu (Monolog)

19 Maret 2021   14:17 Diperbarui: 19 Maret 2021   14:56 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisudawati. Sumber gambar: www.pinterest.com

Ketika keputusan orang tuamu telah bulat, kamu harus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi swasta dekat rumah. Alasan keduanya terhadap keputusan itu sederhana, keduanya inginkan kamu selalu berada di sisinya, selalu ada ketika dibutuhkan, menjaga dan merawat keduanya ketika sakit.

Kuliah dua kilometer dari rumah tidak menjadi masalah bagimu, percalah di mana pun kamu berada, kamu bisa memberikan yang terbaik. Sempat terlintas kekecewaan dalam dirimu. Kecewa telah belajar keras di bangku SMA untuk bisa kuliah di perguruan tinggi negeri jalur undangan. Akan tetapi, kekecewaan itu berhasil kamu usir dengan memahami keadaan.

Kamu mulai mengatur diri dan memperbaharui sudut pandang tentang kesuksesan. Aku yakin kamu bisa sukses dengan keridaan orang tua beserta guru yang tak henti mengarahkanmu untuk menuruti kata orang tua. Di sana program studinya lintas jurusan semua, maka mau tak mau kamu harus lintas jurusan. Kamu mantap mengambil Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Hal ini kamu sesuaikan dengan kemampuan.

Orang tua berpesan padamu bahwa uang banyak, hidup glamor, kuliah di universitas ternama dan terlahir sebagai anak orang kaya bukanlah faktor keberhasilan seseorang. Orang tua menyemangatimu agar tidak mencari uang ketika kuliah, tetapi fokus mencari ilmu dan memandang pekerjaan yang sesuai. Jadi bukan uangnya, tetapi meningkatkan kualitas diri. Kuharap kamu memiliki cara pandang terhadap keberhasilan yang lebih hebat dari ketika kamu memilih kuliah di perguruan tinggi negeri.

Rasa iri dengan kakakmu yang bisa kuliah di luar rumah, yang bisa dengan leluasa meraih prestasi dan bergaya ria, kerap kali memancing kekecewaan untuk hadir kembali. Menurutku, kamu perlu lebih jauh menerima keputusan, artinya kamu harus bisa memahami alasan orang tuamu. Apakah prestasi yang diraih kakakmu tidak dengan usaha? Pasti ada jerih payahnya 'kan? Apakah kakakmu itu memang bergaya ria? Pasti ada alasan dibalik semua itu, dia berprestasi bukan untukmu atau yang lain, tetapi karena dan untuk  orang tuamu serta Allah. Aku pernah memperhatikan ketika kamu memperlihatkan foto-foto kegiatan kuliah dan prestasi kakakmu, keduanya banyak memuji kakakmu, keduanya bangga dan bahagia dengan kakakmu.

Pahami alasan dari keputusan orang tuamu. Alasan keduanya memintamu untuk kuliah di dekat rumah ialah agar kamu selalu ada di sisinya, ada anak yang dimintain bantuan menjaga dan merawat keduanya di saat sakit, maka lakukan hal ini sehingga keduanya merasa bangga dan bahagia karena kamu. Ketika kamu memiliki impian yang perlu untuk diwujudkan, coba atur waktu antara membantu orang tua dengan kegiatan pribadimu. Terkadang memang perbuatan yang kamu yakini baik kepada orang tua, tetapi mereka menganggapnya biasa atau justru kena marah karena sedikit saja kesalahan atau kelalaianmu, maka kamu perlu bersabar, tidak bawa perasaan, menerima dan tetap berbakti kepada keduanya. Aku katakan tidak mudah, tetapi yakinlah Allah selalu bersamamu, Allah tak akan pernah lalai memperhatikanmu. Usap air matamu, jangan risaukan masa depan! Lalui hari ini dengan semangat, sungguh-sungguh dan yakin atas rencana-rencana kecilmu. Masa depan akan datang sendiri, dengan kejutan yang telah dipersiapkan Allah. Mintalah selalu doa keduanya agar jalanmu dimudahkan.

Ketika kamu ingin membeli baju bagus, belajarlah untuk bisa memposisikan diri. Tabiat wanita memang suka berhias, aku tidak melarangmu untuk berhias. Akan tetapi, lihatlah! Kamu memiliki uang berapa? Apakah kamu meminta orang tua? Lihatlah keduanya! Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan melengkapi dagangan toko saja kewalahan, keduanya berusaha untuk pintar mengatur uang, antara pemasukan dan pengeluaran serta mana yang penting dan tidak penting. Oleh karenanya, kuharap kamu bisa menyikapi hal ini. Apabila kamu minder dengan bajumu ketika berkumpul dengan temanmu, menurutku kamu perlu mengenakan baju dan jilbab yang paling membuatmu nyaman dan tampak dewasa, tetapi yang paling utama ialah dewasakan sikap dan lakumu, maka kamu akan bisa diterima sebagai pribadi yang dewasa. Yakinlah bahwa kecantikan sikap, hati dan laku awet, artinya tak akan rusak, membahagiakan dan memuaskan. Percantiklah dirimu dari dalam. Perbanyak wawasan, pengetahuan, prestasi dan pengalaman. Baju bagus luar bukan patokan kecantikan, buat sepantasnya saja agar tidak minder. Aku katakan tidak mudah, tetapi percayalah semua akan indah. Allah tidak akan pernah mengecewakanmu. Aku yakin kamu bisa menjadi wanita dewasa yang mandiri, bisa bersikap dan berlaku.

Berlelah-lelahlah menggapai rida Allah, perhiasi dirimu dengan wawasan, pengetahuan, prestasi dan pengalaman dari mana pun yang terpenting di jalur kebenaran. Mantapkan langkah kesuksesan untuk Allah, gantungkan impian kepada-Nya. Miliki mimpi yang tinggi, diupayakan dan tidak menuntut setiap takdir Allah ketika nampak hasil setelah usaha dan doa. Nikmati keputusan orang tuamu untuk kuliah di dekat rumah, cari hikmah di balik semua itu, maka kamu akan mudah mensyukuri ketetapan-Nya atas keputusan orang tuamu.

Perlu kamu tahu bahwa, bukan tentang bagaimana seseorang bisa meraih keberhasilan, tetapi tentang bagaimana seseorang bisa memaknai kehidupan. Karena keberhasilan yang nampak bukanlah ukuran keberhasilan sejati, keberhasilan yang nampak belum tentu membahagiakan selamanya, sedang keberhasilan tak nampak yakni keberhasilan hati dalam memaknai kehidupan ialah keberhasilan sejati, keberhasilan yang menanamkan kebahagiaan dan membahagiakan selamanya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun