Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Benarkah Daging Kambing Biang Kerok Hipertensi?

12 Oktober 2025   10:21 Diperbarui: 13 Oktober 2025   11:31 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mitos yang beredar di masyarakat bahwa daging kambing itu "panas" dan merupakan biang kerok pemicu hipertensi sudah sangat meluas dan banyak dipercaya masyarakat. Kesimpulan ini muncul lebih didasarkan pada kepercayaan yang tidak didasari oleh data ilmiah. Jadi tidak heran jika di masyarakat, daging kambing itu walaupun nikmat karena memiliki aroma dan rasa yang khas sering kali dihindari untuk dikonsumsi.

Sebagaimana halnya dengan daging merah lainnya, daging kambing secara ilmiah tidak menjadi pemicu hipertensi, namun ditentukan oleh cara penyajian dan mengonsumsinya yang terkait erat dengan hipertensi.

Mengenal Daging Kambing

Nilai gizi daging sangat dipengaruhi dari jenis dan juga faktor genetik ternaknya serta manajemen pemeliharaan ternaknya. Sebagai contoh ternak yang digembalakan umumnya menghasilkan daging yang lebih sehat dengan kandungan lemak jenuh dan kandungan kolesterol yang lebih sedikit dibandingkan dengan ternak yang dihasilkan dari sistem penggemukan.

Dari sisi nilai gizi, daging kambing yang dikenal dengan chevon ini merupakan pilihan daging merah yang lebih sehat karena karena kandungan lemaknya yang lebih rendah, kepadatan protein yang lebih tinggi, dan profil kolesterol yang baik dibandingkan dengan daging sapi dan daging domba.

Daging kambing mengandung lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan daging merah lainnya yang bermanfaat dalam menunjang kesehatan jantung. Disamping itu daging kambing kaya zat besi dan protein yang mendukung kesehatan secara keseluruhan .

Daging kambing memang mengandung kolesterol dalam jumlah yang moderat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan kolesterol daging sapi dan domba. Jadi jika daging kambing dikonsumsi secara tidak berlebihan tidak akan meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol secara drastis.

Penyebab hipertensi?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pola makan yang moderat dan seimbang, mengkonsumsi daging kambing dibuktikan tidak mempengaruhi tekanan darah dan profil lemak individu dengan status hipertensi ringan.

Studi ini juga mengungkap bahwa untuk penderita hipertensi direkomendasikan melakukan pembatasan konsumsi daging merah utamanya yang sudah diproses yang mengandung lemak jenuh tinggi. Oleh sebab itu, daging kambing jika diolah dengan benar dan rendah lemak merupakan alternatif yang lebih baik bagi penderita hipertensi dibanding dengan daging merah lainnya.

Dalam memahami faktor penyebab hipertensi kita perlu memahami bahwa metode penyajian lebih berpengaruh dibandingkan dengan dagingnya. Menggoreng atau memasak dengan garam, mentega, atau saus berlemak yang berlebihan dapat mengubah daging yang sehat menjadi bahan makanan yang berisiko hipertensi.

Di samping itu porsi daging merah yang dikonsumsi perlu diperhatikan karena mengonsumsi daging merah secara berlebihan termasuk daging kambing dapat menyebabkan tekanan kardiovaskular. Porsi konsumsi daging merah ini sangat tergantung pada status kesehatan individu. Orang dengan hipertensi atau kondisi kardiovaskular harus memantau asupan daging merah, termasuk daging kambing.

Cara memasak daging kambing yang lebih sehat

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas daging kambing dapat dikomsumi asalkan tidak berlebihan dengan memperhatikan cara memasak dan menyajikannya.

Jika membeli daging kambing, dianjurkan untuk memilih daging kambing yang tidak mengandung lemak yang berlebihan. Sebelum daging kambing dimasak dianjurkan untuk membuang lemak yang menempel pada daging agar memastikan daging kambing yang dimasak mengandung lemak seminimal mungkin.

Dalam membumbui daging dianjurkan uttuk menggunakan bumbu dan herba yang mengandung rendah sodium. Metode memasak yang dianjurkan adalah memanggang, membakar atau merebus dan dianjurkan untuk menghindari menggoreng daging kambing. Di samping itu dianjurkan untuk menggunakan resep yang memadukan daging kambing dengan sayuran dan biji-bijian utuh untuk menghasilkan gizi yang seimbang.

Perbandingan nilai gizi

Secara umum daging kambing mengandung lemak jenuh yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan daging merah lainnya seperti daging sapi dan daging domba, namun mengandung protein dan zat besi yang lebih tinggi.

Dari sisi kalori daging kambing mengandung kalori untuk setiap 100 g sebesar 122, lebih rendah jika dibandingkan dengan kalori daging sapi sebesar 190 dan daging domba yaitu sebesar 175 kalori. Dengan kandungan kalori yang lebih rendah ini daging kambing dapat dijadikan sumber makanan untuk menjaga kestabilan bobot badan.

Nilai gizi yang paling menonjol dari daging kambing adalah kandungan total lemaknya yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan daging merah lainnya. Dalam setiap 100 g daging kambing hanya mengandung lemak sebanyak 2,6 g saja dibandingkan dengan daging sapi yang mengandung lemak sebayak 7,9 g dan daging domba yang mengandung 8,1 g.

Di samping itu kandungan lemak jenuh daging kambing juga jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan daging merah lainnya. Daging kambing mengandung lemah jenuh sebanyak 0.79 g sedangkan daging sapi mengandung lemak jenuh sebanyak 3.0 g dan daging domba sebesar 2,9 g.

Dari sisi kandungan protein, kandungan protein daging kambing hampir seimbang dengan daging sapi dan daging domba pada kisaran 23-25 g. Namun daging kambing lebih unggul dari sisi kandungan zat besinya yaitu sebesar 3,2 mg, dibandingkan dengan daging sapi dan daging domba yang masing-masing hanya mengandung 2,9 dan 1,4 mg saja.

Dari sisi mineral mikro daging kambing lebih kaya dalam hal kandungan copper, zinc, vitamin B2, dan zar besi. Namun dari sisi kandungan vitamin B12, B6, dan fosfor daging sapi lebih unggul.

Dari sisi profil asam amino daging kambing setara dengan daging sapi dan daging domba membuat daging kambing merupakan sumber protein yang sangat baik dalam menunjang kesehatan

Mamatahkan mitos

Data gizi daging kambing yang dapat mematahkan mitos bahwa daging kambing penyebab Tingginya kolesterol adalah kandungan kolesterol daging kambing yang masuk kategori moderat, sedangkan daging sapi dan domba masuk kategori bahan makanan yang mengandung kolesterol yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging kambing.

Daging kambing mengandung lebih sedikit lemah jenuh yang bermakna bahwa daging kambing merupakan pilihan yang baik untuk kesehatan jantung. Di samping itu densitas proteinnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi dan domba berdampak positif pada perototan dan penggantian jaringan yang rusak serta kandungan zat besinya yang lebih tinggi yang berfungsi mencegah anemia tentunya membuat daging kambing merupakan pilihan untuk menjaga kesehatan.

Jadi pada intinya untuk mengelola tekanan darah dan kolesterol, daging kambing dapat menjadi bagian dari diet asalkan dikonsumsi secara moderat dan memperhatikan dengan baik cara menyiapkan dan memasaknya

Rujukan: 1, 2, 3, 4, 5

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun