Mitos yang beredar di masyarakat  bahwa daging kambing itu "panas" dan merupakan biang kerok pemicu hipertensi sudah sangat meluas dan banyak dipercaya masyarakat.  Kesimpulan ini muncul lebih didasrkan pada  kepercayaan yang tidak didasari oleh data ilmiah.  Jadi  tidak heran jika di masyarakat, daging kambing itu walaupun nikmat karena memiliki aroma dan rasa yang khas sering kali dihindari untuk dikonsumsi.
Sebagaimana halnya dengan daging merah lainnya, daging kambing secara ilmiah tidak menjadi pemicu hipertensi, namun  ditentukan oleh cara penyajian dan mengkonsumsi nya yang terkait erat dengan  hipertensi.
Mengenal Daging Kambing
Nilai gizi daging sangat dipengaruhi dari jenis  dan juga faktor genetik ternaknya serta manajemen pemeliharaan ternaknya.  Sebagai contoh ternak yang digembalakan umumnya menghasilkan daging yang lebih sehat dengan kandungan lemak jenuh dan kandungan kolesterol yang lebih sedikit dibandingkan dengan ternak yang dihasilkan dari sistem penggemukan.
Dari sisi nilai gizi, daging kambing yang dikenal dengan chevon ini merupakan pilihan daging merah yang lebih sehat karena karena kandungan lemaknya yang lebih rendah, kepadatan protein yang lebih tinggi, dan profil kolesterol yang baik dibandingkan dengan daging sapi dan daging domba.
Daging kambing mengandung lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan daging merah lainnya yang bermanfaat dalam menunjang kesehatan jantung. Disamping itu daging kambing kaya zat besi dan protein yang mendukung kesehatan secara keseluruhan .
Daging kambing memang mengandung kolesterol dalam jumlah yang moderat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan kolesterol daging sapi dan domba.  Jadi  jika daging kambing  dikonsumsi secara tidak berlebihan  tidak akan meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol secara drastis.
Penyebab hipertensi?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pola makan yang moderat dan seimbang, mengkonsumsi daging kambing dibuktikan tidak mempengaruhi tekanan darah dan profil lemak individu dengan status hipertensi ringan.
Studi ini juga mengungkap bahwa  untuk penderita hipertensi direkomendasikan melakukan pembatasan konsumsi daging merah utamanya yang sudah diproses yang mengandung lemak jenuh tinggi.  Oleh sebab itu, daging kambing jika diolah dengan benar dan rendah lemak merupakan alternatif yang lebih baik bagi penderita hipertensi dibanding dengan daging merah lainnya.
Dalam memahami faktor penyebab hipertensi kita perlu memahami bahwa metode penyajian lebih berpengaruh dibandingkan dengan dagingnya.  Menggoreng atau memasak dengan garam, mentega, atau saus berlemak yang berlebihan dapat mengubah daging yang sehat menjadi bahan makanan  yang berisiko hipertensi.
Disamping itu porsi daging merah yang dikonsumsi perlu diperhatikan karena mengkonsumsi daging merah secara berlebihan termasuk daging kambing dapat menyebabkan tekanan kardiovaskular.  Porsi  konsumsi daging merah ini sangat tergantung pada status kesehatan individu. Orang dengan hipertensi atau kondisi kardiovaskular harus memantau asupan daging merah, termasuk daging kambing.