Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gaji Sudah Besar Mengapa Masih Korupsi?

11 November 2021   21:59 Diperbarui: 12 November 2021   07:43 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktek korupsi telah terjadi sudah lama sekali seperti misalnya yang tercatat di jaman romawi kuno dan kekaisaran Tiongkok kuno.

Sejarah juga mencatat bahwa budaya korupsi inilah mengakibatkan kekaisaran Romawi yang sempat berjaya menguasai dunia akhirnya runtuh tidak tersisa.

Demikian juga halnya yang terjadi di Tingkok.  Kombinasi intrik kelompok dan korupsi membuat beberapa kekaisaran runtuh.

Tidakan korupsi tentu saja tidak terlepas dari sifat ketidakjujuran yang mendorong seseorang melakukan tindakan korupsi.

Korupsi biasanya akan  tumbuh dan berkembang dengan subur jika  lingkungan dimana individu yang melakukan korupsi tersebut berada  mendukung.

Apapun alasannya yang jelas tindakan korupsi sangat erat kaitannya dengan moralitas seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian ternyata teori tradisional yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi adalah motivasi ternyata tidak sepenuhnya valid.

Ternyata disamping motivasi sebagai faktor pemicu ada faktor lain yang berkontribusi besar, yaitu pengaruh psikologis haus akan kekuasaan, kepentingan pribadi, pengendalian diri, rasionalisasi, dan emosi yang membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk melakukan korupsi.

Teori korupsi yang ada menunjukkan bahwa seseorang yang memegang kekuasaan lebih cenderung untuk melakukan tindakan korupsi.

Menurut Dupuy  dan Neset dalam bukunya yang berjudul  The cognitive psychology of corruption yang diterbitkan tahun 2018,   biasanya seseorang melakukan tindakan korupsi ketika dirinya tidak dapat mengontrol dirinya akibat dipengaruhi oleh kepentingan pribadinya yang lebih  menonjol.

Dalam situasi seperti ini sangat memungkinkan seseorang yang melakukan tindakan korupsi berpendapat bahwa tindakan yang dilakukannya tidak akan menimbulkan kerugian yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun