Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendidik Itu Tidaklah Identik dengan Menghukum

21 Mei 2021   11:05 Diperbarui: 21 Mei 2021   20:13 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Kompas Regional

Sebaliknya ada juga siswa yang secara genetik sangat pintar namun karena lingkungannya kurang menunjung baik sekolah, guru, sistem pengajaran dll nya tidak akan muncul ke permukaan.

Oleh sebab itu Pak Andi sangat antusias untuk mengamati dan memperhatikan siswa berprestasi di wilayah terpencil Indonesia dimana secara failitas pendidikan dan kualitas gurunya jauh jika dibandingkan dengan di wilayah perkotaan besar.

Disinilah letak kepiawaian Pak Andi  untuk menterjemahkan prestasi siswa, sehingga beliau berpikir bahwa diperlukan satu proses lagi yang sangat krusial untuk memoles siswa Indonesia yang dididik  oleh sekolah dengan mutu sekolah yang sangat bervariasi ini.

Pemikirian brilian Pak Andi ini akhirnya menghasilkan sistem penerimaan mahasiswa baru di Indonesia yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu sistem seleksi tanpa tes namun berdasarkan nilai rapor yang berlaku di sekloahnya masing masing.

Siswa dinilai lebih pada prosesnya di lingkungan sekolahnya masing masing dan berdasarkan hasil perkembangan rapornya maka diputuskan siswa mana yang diundang masuk ke perguruan tinggi tanpa tes.

Pak Andi lebih tertarik pada siswa yang dalam prosesnya mengalami perbaikan nilai yang siknifikan dibandingkan dengan siswa yang prestasinya stabil. 

Dalam hal ini Pak Andi mengabaikan sementara faktor lingkungan dan lebih menekankan pada faktor genetik (baca kepintaran) yang dimiliki oleh siswa di lingkungannya.

Setelah dikumpulkan di IPB mereka diberi bekal yang sama yaitu kuliah satu tahun yang disebut dengan Tingkat Persiapan Bersama. 

Melalui sistem yang diciptakan Pak Andi ini setelah satu tahun berlian yang belum mengkilat yang bersal dari berbagai pelosok tanah air ini   mulai memancarkan cahaya kemilaunya dan dapat bersaing dengan rekan rekannya yang lulus dari sekolah favorit di kota kota besar.

Melalui sistem ini Pak Andi berhasil mengumpulkan tunas muda untuk dididik menjadi orang besar.

Pak Andi mengerti betul bahwa untuk mengasah berlian berlian tersebut diperlukan suatu proses yang cukup lama dan bukanlah merupakan proses yang instan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun