Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Pandemi Covid-19 Memarjinalkan Anak Usia Sekolah

22 Maret 2021   10:29 Diperbarui: 22 Maret 2021   14:11 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebanyak 17% dari anak usia sekolah menjadi korban pandemi. Photo: Reuters

Menurut ONE Campaign hal ini berarti di tahun 2030 mendatang satu dari setiap 10 anak di dunia tidak menguasai leterasi dasar.

Penguasaan literasi dasar oleh anak usia 10 tahun merupakan hal yang sangat krusial karena akan sangat menentukan keberhasilan mengikuti proses pendidikan selanjutnya dan masa depannya. 

Disamping itu ketidakmampuan penguasaan literasi dasar pada usia ini akan menyebabkan menurunnya kemampuan untuk belajar mandiri dan melakukan inovasi, juga akan mempengaruhi kemampuan anak untuk melanjutkan pendidikan, melakukan inovasi serta mendapatkan pekerjaan.

Kondisi yang memprihatinkan ini tentunya harus mendapatkan perhatian khusus bagi semua negara di dunia termasuk Indonesia karena jika dibiarkan maka akan lebih banyak lagi anak usia sekolah yang termajinalkan.

Diperkirakan untuk mempertahankan dan menyelamatkan agar 175 juta siswa dalam kurun waktu 4 tahun ke depan agar tetap sekolah diperlukan dana sebesar US$ 5 milyar.

Besarnya dana yang diperlukan untuk mempertahankan agar pendidikan tetap berlangsung di masa pandemi terutama di negara miskin ini menyadarkan dunia bahwa masalah ini adalah masalah global yang harus ditangani bersama.

Negara yang paling terdampak pandemi ini baik secara ekonomi maupun pendidikan adalah negara berkembang dan negara miskin.

Tidak pelak lagi pasca pandemi ini jurang kemiskinan semakin dalam dan sebaliknya negara maju walaupun terdampak pandemi dapat bertahan dengan baik bahkan ada yang semakin makmur.

Negara berkembang yang selama ini terbelit utang makin dalam masuk jurang kemiskinan di masa pendemi ini.  Oleh sebab itu pemberian bantuan stimulus ekonomi oleh negara maju dan juga penundaan masa pembayaran utang dianggap sebagai salah satu langkah dan solidaritas dunia yang harus dilakukan untuk memecahkan krisis pendidikan ini.

Pendidikan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi dan dijamin oleh negara.  Oleh sebab itu sangatlah tidak adil jika ada anak yang dilahirkan di negara berkembang dan juga negara miskin tidak dapat menikmati pendidikan dan termarjinalkan akibat adanya pandemi ini.

Jika kita berandai-andai bahwa dunia sebelum masa pendemi perduli dengan fasilitas pendidikan dan infrastruktur pendidikan di negara berkembang dan negara miskin maka tentunya ketika pandemi ini terjadi krisis pendidikan ini tidak berdampak separah yang sedang dihadapi dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun