Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Mars Menjadi Ajang Lomba Teknologi Luar Angkasa

25 Juli 2020   14:26 Diperbarui: 25 Juli 2020   15:03 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mars kini menjadi ajang perlombaan teknologi luar angkasa. Photo:

Mars yang dikenal juga dengan planet merah memang sudah lama memiliki daya tarik sendiri bagi ilmuwan untuk diteliti dan bahkan bermimpi mengunjunginya. Mars dalam bahasa Yunani berarti "dewa perang"  ini memang memiliki daya tarik sendiri seperti misalnya sangat kaya akan mineral besi dan permukaannya yang sangat kasar yang mencerminkan peristiwa masa lalu yang pernak dialaminya.

Dari hasil studi pesawat luar angkasa yang berhasil mengorbit di sekitar planet ini dan juga peralatan yang berhasil didaratkan, menunjukkan bahwa mars bukanlah planet mati seperti dugaan para ilmuwan sebelumnya, melainkan merupakan planet yang sangat dinamis dan angin yang bertiup tidak menentu dipermukaannya  menyebabkan permukaan Mars menjadi sangat unik.

Sampai saat ini ilmuwan memang masih berpendapat bahwa sangat sulit ditemui kehidupan di sana mengingat atmosfirnya yang sangat tipis yang umumnya mengandung karbon dioksida, Argon, Nitrogen dan oksigen serta sedikit sekali  uap air dan oksigen.

Namun justru keunikan inilah yang membuat ilmuwan tertarik untuk mempelajari sejarah masa lampau planet ini dan juga kemungkinan akan menjadi tempat tinggal manusia di masa mendatang. Harapan ilmuwan ini bukanlah impian semata karena bukti awal menunjukkan adanya bekas aliran air dan kemungkinan adanya bakteri yang dapat hidup di bawah permukaan Mars.

Perjalanan ke planet Mars tidaklah mudah karena selain jarak  terdekatnya mencapai 55 juta km dari bumi, atmosfir di sekitar mars yang tidak menentu membuat negara manapan yang berencana mendaratkan perangkat luar angkasanya memerlukan teknologi super canggih.

Misi eklsporasi paling awal yang dianggap berhasil mendekati Mars ketika Mariner 5 berhasil mengitarinya di tahun 1965 lalu. Sejak tahun 1960 tercatat sebanyak lebih dari 5o misi perjalanan ke Mars, namun separuh dari misi ini gagal mendekati Mars karena masalah teknis.


Misi pendaratan di permukaan Mars dianggap paling sulit mengingat kondisi atmosfirnya yang tidak menentu sehingga sangat sulit bagi pesawat luar angkasa mendekati dan mendarat dipermukannya dengan aman karena diperlukan perhitungan dan waktu yang akurat.

Saat ini ada 8 pesawat luar angkasa milik Amerika, Eropa dan India yang sedang mengorbit mendekati permukaan Mars. Demikian juga Uni Emirat Arab yang meluncurkan pesawat luar angkanya menuju Mars pada hari senin lalu yang akan mengorbit dan mempelajari atmosfir planet Mars.

Disamping teknologi canggih  negara yang sedang berlomba mengeksplorasi planet Mars ini harus mengeluarkan dana yang sangat besar. Sebagai contoh Amerika di tahun2020 ini saja untuk misi ke Mars nya sudah mengeluarkan dana sebesar US$2 milyar, sedangkan Uni Emirat  Arab mengeluarkan dana sebesar US$200 juta

Negara lain yang kini dianggap sebagai front runner kemajuan teknologi luar angkasa yang juga berlomba mendaratkan pesawat luar angkasanya di Mars adalah Cina.

Pada hari kamis lalu Cina berhasil meluncurkan pesawat luar angkasa tanpa awaknya menuju Mars dan akan mendarat di sana.

Dengan menggunakan roket pendorong The Long March 5 Y-4 Cina berhasil memberangkatkan perangkat luar angkasa nya dari stasiun luar angkasa Wenchang di bagian selatan pulau  Hainan.

Roket The Long March 5 Y-4 yang membawa Tianwen-1. Photo: Carlos Garcia Rawlins/Reuters
Roket The Long March 5 Y-4 yang membawa Tianwen-1. Photo: Carlos Garcia Rawlins/Reuters
Tahun 2020 ini memang merupakan kesempatan emas bagi negara negara yang ingin mendaratkan pesawat luar angkasanya di Mars karena jarak Mars dan Bumi di tahun ini merupakan yang terdekat, yaitu sekitar 55 juta kilometer.

Dengan alasan inilah Cina meluncurkan pesawat luar angkasanya  yang bernama Tianwen-1 (yang berarti "pertanyaan kepada  Surga" yang diambil dari bait pusi kuno Cina) dan akan mencoba mendarat di wilayah Mars yang bernama Utopia Planitia, daerah datar di belahan utara Mars dan akan mengekplorasi wilayah ini selama 90 hari setelah mendarat.

Posisi Mars. Photo: medium,com
Posisi Mars. Photo: medium,com
Para ilmuwan berpendapat wilayah ini merupakan bekas lautan dimana daratan dan laut bertemu, sehingga akan banyak temuan ilmiah yang akan diperoleh disana.

Lautan purba yang pernah menghiasi wajah Mars. Photo: M. Kornmesser / ESO.
Lautan purba yang pernah menghiasi wajah Mars. Photo: M. Kornmesser / ESO.
Misi ruang angkasa Cina ini bukanlah misi dadakan karena Tianwen-1 sudah mulai dikembangkan di tahun 2014 lalu dengan biaya lebih ekonomis jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh Amerika dengan misis yang sama

Cina memang sebelumnya pernah menjalankan misi gabungan dengan Rusia ke Mars di tahun 2011 lalu namun pesawat ruang angkasa Rusia yang membawanya peralatan eksplorasi keluar dari orbit bumi dan hancur di lautan pasifik

Jika misi ini berhasil maka Cina akan tercatat sebagai negara pertama di dunia yang melakukan misinya sendiri dari mulai mengorbit, mendarat dan mengeksplorasi Mars.

Penjelajah Tianwen-1 yang akan menjelajah permukaan Mars. Photo: Getty Images
Penjelajah Tianwen-1 yang akan menjelajah permukaan Mars. Photo: Getty Images
Masuknya Cina dalam perlombaan teknologi luar angkasa untuk menaklukkan Mars tentu saja tidak dapat dianggap sebagai perlombaan kecanggihan teknologi luar angkasa semata, namun diperkirakan terkait dengan perang dingin Amerika dan Cina yang sedang berlangsung saat ini.

Amerika memang merupakan negara yang berhasil mendaratkan kendaraan dan perangkat  luar angkasanya di permukaan Mars.  Saat ini kendaraan luar angkasa sebesar mobil ini sedang melaksanakan misinya mempelajari tanah, bebatuan dan mencari tanda tanda kehidupan.

Pada bulan Juli tahun depan NASA  akan meluncurkan kembali ke Mars yang rencananya akan mendaratkan kendaraaan luar angkasa yang bernama Perseverance yang merupakan kendaraan luar angkasa yang terbesar dan terberat yang pernah didaratkan di permukaan Mars.

Jika berhasil didaratkan kendaraan luar angkasa Cina yang membawa 13 peralatan ilmiah akan mempelajari atmosfir, permukaan Mars dan mencari tanda tanda keberadaan air dan es.

Kini Mars bukan lagi merupakan planet sepi dan tidak memiliki kehidupan, paling tidak akan dan dua negara yang menemaninya yaitu Amerika dan Cina jika berhasil mendaratkan peralatannya di Mars dalam waktu dekat ini.

Mudah mudahan saja keberhasilan peluncuran misi luar angkasa Cina ini lebih menekankan misi ilmiah dan tidak memicu ketegangan  baru kedua negara yang sama sama merupakan kekuatan enonomi terbesar dunia yang sedang bersitegang ini.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun