Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Akankah Demam Webinar Pupus Pasca Pandemi?

23 Juni 2020   19:16 Diperbarui: 24 Juni 2020   00:37 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webinar (Sumber: www.yourstory.com)

Sudah sangat sering ketika pendaftaran yang mencapai ribuan dan sudah ditutup karena kapasitasnya sudah penuh, namun pada saat pelaksanaan webinar yang hadir hanya sekitar 300 orang. Itupun dalam berbagai kasus karena yang berbicara pejabat, maka anak buahnya yang bekerja pada unit kerja tersebut mungkin diwajibkan untuk hadir dan bahkan kehadiran di webinar ada dan dicatat presensi kehadirannya.

Tidak jarang juga tingkah laku orang tertentu yang dalam keadaan sehari hari diistimewakan karena kedudukan dan jabatannya ketika menjadi pembicara webinar tetap terbawa di webinar seperti hadir terlambat padahal jadwal yang diberikan sudah terpampang dengan jelas.

Bahkan yang yang menggelikan tingkah laku buruk ini diperburuk dengan meminta pembicara lain untuk menghentikan pembicaraan dan pembicara yang terlambat ini ingin diprioritaskan tampil padahal sudah terlambat lama.

Di awal masa Working from Home (WFH), webinar dianggap sebagai sesuatu yang "wah", apalagi pengumumannya dikemas dalam bentuk flyer yang sangat cantik dan menarik yang menampilkan foto pembicara ternama dengan kombinasi warna dan gambar yang sangat wah.

Jika webinarnya tidak berbayar alias free, peminat berebut untuk mendaftar sehingga jumlah pesertanya menjadi sangat fantastis.

Namun dengan semakin berjalannya waktu (kini sudah memasuki bulan ke 4) pamor webinar ini tampaknya sudah mulai redup. Bahkan anggota grup platform tertentu sudah sering  mengeluhkan jenuh melihat pengumuman webinar dengan topik pembicaraan yang hampir sama, namun dilaksanakan oleh penyelenggara yang berbeda.

Keluhan ini paling tidak memberikan sinyal bahwa suatu saat nanti tren meningkatnya webinar ini akan melandai dan meredup dan bahkan akan menuju titik nadir. Mengapa?

Dengan mulai diaktifkan lagi kegiatan keseharian orang sudah mulai memasuki kehidupan barunya dan secara perlahan akan kembali menuju situasi kehidupan lamanya walaupun dengan cara berbeda.

Bertemu dan berdialog langsung, suasana kebatinan webinar memang sangat berbeda dengan berdialog di dunia maya walaupun peserta dapat melihat wajahnya.

Jika diperhatikan lebih jeli lagi pada saat pelaksanaan webinar banyak peserta yang tidak memunculkan videonya dan hanya menampilkan nama atau fotonya saja. 

Dalam situasi seperti ini kita tidak dapat mengetahui pasti apakah peserta tersebut serius mengikuti webinar atau tidur atau mengerjakan sesuatu. Dalam situasi seperti ini motif peserta tampaknya hanya sekedar tercatat hadir bukan mencari sesuatu di Webinar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun