Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pengadilan Amerika: Bedak Bayi Johnson & Johnson Terkait Kanker Ovarium, Bagaimana dengan Sikap Indonesia?

26 Februari 2016   05:44 Diperbarui: 13 Agustus 2022   06:44 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk Johnson & Johnson dikaitkan dengan kejadian kanker ovarium. Sumber

Berita ini bermula ketika Jacqueline Fox yang secara rutin selama 35 tahun menggunakan bedak bayi Johnson dan produk lainnya yaitu Shower to Shower sebagai bagian dari kesehariannya, namun tiga tahun yang lalu dia didiagnosa oleh dokter menderita kanker ovarium. Pada bulan oktober tahun lalu Jacqueline Fox meninggal dunia akibat kanker yang dideritanya in pada usia 62 tahun.

Pengadilan negara bagian Missouri menyatakan bahwa perusahaan raksasa Johnson & Johnson bersalah karena gagal memberikan peringatan pada konsumen atas potensi produknya yang berbahaya yang juga pernah diperingatkan sebelumnya oleh the American Cancer Society pada tahun 1999.

Sebagai hukuman dari kelalaian ini pengadilan memerintahkan kepada Johnson & Johnson membayar ganti rugi kepada keluarga Jacqueline Fox sebesar US$72 juta yang terdiri dari $10 juta berupa kerugian langsung dan $62 juta berupa kerugian tidak langsung. Pada saat yang bersamaan Johnson & Johnson juga sedang menghadapi 1.200 tuntutan hukum atas pruduk yang dihasilkannya yang dinilai gagal memberikan peringatan pada konsumen.

Johnson & Johnson dianggap lalai oleh pengadilan karena tidak memberikan peringatan yang cukup terkait kandungan bedak bayi yang dianggap membahayakan kesehatan konsumen. Sumber

Kasus tuntutan ini memang bukanlah yang pertama kali dihadapi oleh Johnson & Johnson karena pada tahun 2013 lalu pengadilan di South Dakota juga menyatakan bahwa kasus kanker ovarium yang dialami oleh Deane Berg terkait dengan penggunaan bedak bayi produk perusahaan tersebut.

Benarkah bedak bayi penyebab kanker?

Produk Johnson & Johnson memang sudah lama menjadi target kampanye kelompok konsumen dan kesehatan terkait produk-produknya yang dianggap mengandung bahan berbahaya termasuk salah satu produknya yang terkenal yaitu shampoo bayi yang tidak perih ke mata.

Bedak bayi Johnson dikaitkan dengan kanker ovarium. Sumber

Pendeteksian kanker ovarium (tanda panah) dengan ultrasound. Sumber

Ada dua bahan dari produk Johnson & Johnson yang diduga terkait dengan kejadian kanker, yaitu 1,4-dioxane dan formaldehyde. Kedua bahan ini memang sudah lama dipersoalkan oleh kelompok yang menamakan dirinya Campaign for Safe Cosmetics, yaitu sejak tahun 2009. Hasilnya pada tahun 2012 lalu Johnson & Johnson menyepakati akan mengeluarkan dua bahan yang diduga sebagai zat karsinogenik yang menyebabkan kanker pada produk yang dihasilkannya mulai tahun 2015.

Talc yang digunakan sebagai bahan pembuatan bedak bayi ini merupakan mineral yang didapat dari hasil penambangan. Talc mengandung magnesium, silicon, oksigen dan hidrogen. Talc inilah yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bedak yang dinamakan talcum powder yang berfungsi untuk menyerap uap air dan memberikan rasa nyaman dan segar bagi penggunanya.

Bedak memang memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kosmetik yang diduga terkait dengan kejadian kanker. Sebelum tahun 1970 an bedak seringkali terkontaminasi dengan asbestos yang diketahui sebagai penyebab kanker. Sejak kejaian tersebut semua bedah diharuskan bebas dari asbestos.

Namun pada kenyataannya masih ada kandungan dari bedak ini yang diduga ada kaitannya dengan kejadian kanker. Para pakar kesehatan menduga bahwa partikel bedak ini dapat masuk ke dalam ovarium dan menyebabkan iritasi dan pembengkakan. Jika pembengkakan ovarium ini terjadi dalam waktu yang lama secara terus menerus, maka akan meningkatkan resiko terjadinya kanker ovary.

Klaim bahwa bedak ada hubungannya dengan kanker ovarium ini memang masih dalam perdebatan karena banyak juga  pakar kesehatan yang menyatakan klaim ini belum ada bukti ilmiahnya. Akibat dari kontroversi ini banyak perusahaan di Amerika yang tidak lagi menggunakan  talcum powder dan menggunakan pati jagung sebagai penggantinya. Namun di Inggris perusahaan yang menghasilkan bedak bayi yang banyak dipakai oleh wanita masih menggunakan bahan talcum ini.

Bagaimana dengan  sikap Indonesia?

Di Indonesia, produk Johnson & Johnson memang mendominasi produk produk keperluan bayi dan juga kosmetik. Mengingat sudah banyak kejadian di Amerika, ada baiknya pihak berwenang dan lembaga konsumen di Indonesia perlu untuk segera melakukan investigasi apakah produk Johnson & Johnson juga mengandung zat karsinogetik seperti yang ditemukan pada produk-produk di Amerika dan inggris.

Johnson & Johnson mendiminasi produk bayi dan komestik lainnya. Sumber

Hasil penyelidikan ini penting sekali untuk diketahui agar konsumen dapat berhati-hati dalam memilih produk yang akan digunakannya.

Ketidaktahuan konsumen akan kandungan bahan berbahaya yang diduga terkait dengan kanker ovarium akan sangat fatal, karena konsumen berhak mengetahui keamanan produk yang digunakannya.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun