Mohon tunggu...
Roza Oktama
Roza Oktama Mohon Tunggu... Tukang Peta

Anjing yang dibesarkan taringnya sendiri. Fan of Jarjit Singh.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Informasi Spasial untuk Menjawab Tantangan Dinamika Ekosistem Bisnis

16 September 2025   05:11 Diperbarui: 16 September 2025   05:11 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di tengah perubahan ekonomi global yang begitu cepat, informasi bukan lagi sekadar penunjang, melainkan akar dalam konteks pengambilan keputusan. Data pasar, tren perilaku konsumen, hingga arah kebijakan pemerintah selalu menjadi bahan pertimbangan pelaku bisnis. Namun, ada satu jenis informasi yang kerap terlewatkan, padahal memiliki kekuatan besar: informasi spasial.

Informasi spasial—yang bersumber dari peta dan data geospasial—tidak hanya bicara soal lokasi di permukaan bumi. Ia mampu memperlihatkan pola, keterkaitan, dan dinamika ruang yang secara langsung memengaruhi ekosistem bisnis. Bayangkan sebuah perusahaan ritel yang hendak membuka cabang baru. Dengan peta dasar yang mutakhir, mereka bisa melihat kepadatan penduduk, aksesibilitas jalan, hingga keberadaan pesaing. Hal serupa juga berlaku untuk sektor logistik, properti, energi, bahkan perbankan yang membutuhkan analisis risiko bencana.

Urgensi penyediaan peta dasar semakin terasa ketika kita menghadapi kompleksitas dunia usaha saat ini. Ekspansi bisnis yang dulu hanya ditentukan oleh intuisi atau survei sederhana, kini harus berhadapan dengan variabel spasial yang jauh lebih kompleks: perubahan tata ruang, degradasi lingkungan, konversi lahan, hingga urbanisasi yang melaju cepat. Tanpa peta dasar yang akurat dan dapat diandalkan, pelaku usaha berisiko mengambil keputusan yang tidak tepat, yang pada gilirannya bisa menguras investasi dan merugikan banyak pihak.

Di sisi yang berbeda, pemerintah dan regulator juga sangat bergantung pada peta dasar. Sebagai contoh, penetapan kawasan industri, rencana pembangunan infrastruktur, atau pemberian izin usaha membutuhkan dasar spasial yang konsisten. Tanpa itu, ketidaksinkronan antarinstansi mudah terjadi. Celah inilah yang bisa memicu konflik lahan, tumpang tindih kebijakan, bahkan kebocoran potensi penerimaan negara.

Menghadirkan peta dasar yang terbarukan bukan semata-mata pekerjaan teknis pemetaan, namun merupakan investasi strategis untuk menjembatani dunia usaha dengan realitas lapangan. Peta dasar memungkinkan bisnis beradaptasi dengan dinamika ekosistem, bukan hanya bereaksi setelah terlambat. Dengan kata lain, penyediaan informasi spasial yang solid adalah kunci agar bisnis mampu bersaing secara sehat, berkelanjutan, dan tetap selaras dengan tata ruang wilayah.

Kita memasuki era ketika “di mana” menjadi pertanyaan yang sama pentingnya dengan “berapa” dan “siapa”. Pertanyaan itu hanya bisa dijawab melalui kehadiran peta dasar yang lengkap, akurat, dan mudah diakses. Bila informasi spasial dikelola dengan baik, Indonesia tidak hanya memiliki alat navigasi pembangunan, tetapi juga sebuah kompas strategis untuk menuntun ekosistem bisnis menghadapi derasnya badai dinamika zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun