Mohon tunggu...
Royul Majid
Royul Majid Mohon Tunggu... MAHASISWA

Saya seorang Mahasiswa di salah satu Universitas di semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa PAI dan Busana Islami: Sudahkah Kita Menjadi Teladan di Kampus?

5 Juli 2025   12:05 Diperbarui: 12 Juli 2025   19:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI), kita tidak hanya dituntut untuk memahami teori-teori keislaman dari buku dan ruang kuliah, tetapi juga diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek penting yang sering menjadi sorotan adalah busana islami sebuah simbol identitas dan komitmen terhadap ajaran Islam yang kita pelajari.

Busana Islami: Lebih dari Sekadar Pakaian

Busana islami bukan hanya tentang panjangnya lengan atau lebar kerudung. Ia adalah bentuk nyata dari akhlak, kesopanan, dan pemahaman terhadap nilai-nilai kesucian. Dalam Islam, berpakaian tidak sekadar menutup aurat, tetapi juga mencerminkan kehormatan dan ketakwaan seseorang. Firman Allah dalam QS. Al-A'raf: 26 menyebutkan, "Pakaian takwa itulah yang paling baik." Ini menjadi dasar bagi kita untuk menjadikan busana sebagai bagian dari ibadah.

PAI dan Peran Keteladanan

Mahasiswa PAI seharusnya menjadi duta nilai-nilai Islam di kampus. Dalam hal ini, busana islami menjadi salah satu cara paling mudah dan nyata untuk menunjukkan identitas tersebut. Ketika mahasiswa jurusan lain melihat kita, mereka seharusnya bisa mengatakan, "Oh, begitu ya penampilan seorang mahasiswa PAI---santun, rapi, dan sesuai syariat."

Namun, realitas di lapangan kadang berkata lain. Tidak sedikit mahasiswa PAI yang belum menunjukkan perbedaan mencolok dalam cara berpakaian dibandingkan mahasiswa dari jurusan lain. Bahkan, ada yang justru terpengaruh tren fesyen kekinian yang jauh dari nilai-nilai islami. Padahal, siapa lagi yang bisa menjadi teladan kalau bukan kita?

Tantangan dan Realita

Di era media sosial, standar fesyen sering kali lebih ditentukan oleh influencer daripada oleh ulama. Tantangan ini membuat sebagian mahasiswa ragu untuk tampil syar'i karena takut dianggap "ketinggalan zaman" atau "kurang gaul." Di sisi lain, ada juga yang merasa cukup dengan niat baik, tanpa memperhatikan aspek luar seperti penampilan.

Padahal, sebagai calon pendidik dan penyampai nilai-nilai Islam, kita akan menjadi contoh---baik di kelas, di masyarakat, maupun di media sosial. Bagaimana orang bisa percaya pada nilai yang kita ajarkan jika kita sendiri tidak mencerminkannya?

Menuju Perubahan Positif

Menjadi teladan bukan berarti harus sempurna, tapi dimulai dari kesadaran dan niat untuk terus memperbaiki diri. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Meningkatkan pemahaman tentang busana islami dari sisi syariat dan budaya.
  2. Menjadikan dosen atau tokoh agama sebagai panutan dalam berpakaian.
  3. Saling mengingatkan antar sesama mahasiswa PAI dengan cara yang bijak dan tidak menghakimi.
  4. Menggunakan media sosial untuk menyebarkan inspirasi berpakaian islami yang elegan dan sesuai zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun