Mohon tunggu...
Roy Gunawan
Roy Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Jangan protes dalam proses, banyak belajar dari kesalahan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"We Speak Care and Fight for HIV/AIDS: Seminar Bersama PDP Masda Simanjuntak, Sang Penggerak Kemanusiaan"

16 Juli 2025   21:18 Diperbarui: 16 Juli 2025   21:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Spanduk Seminar dengan PDP Masda Simanjuntak (sumber:dokpri/Roygunawan)

HIV/AIDS masih menjadi salah satu isu kesehatan dan sosial yang sarat stigma. Banyak orang yang hidup dengan HIV bukan hanya menghadapi tantangan medis, tetapi juga diskriminasi yang menyakitkan. Di tengah realitas ini, masih ada sosok-sosok yang hadir membawa harapan dan cinta, salah satunya adalah PDP Masda Simanjuntak, seorang pejuang kemanusiaan yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mendampingi para penyintas HIV melalui Yayasan Kasih Tulus.

Dalam seminar bertema "We Speak Care and Fight for HIV/AIDS", Masda menyuarakan pentingnya kasih, empati, dan pemahaman yang benar terhadap HIV/AIDS. Ia bukan penderita HIV, tetapi telah menjadi ibu bagi banyak ODHA bukan secara darah, tapi karena cinta dan kepeduliannya yang tulus. Salah satu kisah inspiratif yang dibagikan adalah tentang seorang perempuan dengan HIV yang memiliki suami dan anak yang tetap sehat dan tidak tertular. Kisah ini bukan hanya mematahkan stigma, tapi juga menjadi saksi bahwa dengan penanganan yang tepat, hidup tetap bisa dijalani secara utuh dan bermartabat.

Yayasan Kasih Tulus yang digerakkan oleh Masda telah berdiri bukan hanya sebagai tempat bantuan medis, tetapi lebih sebagai rumah kasih bagi mereka yang sering disingkirkan oleh masyarakat. Dalam seminar nya, Masda menyampaikan bahwa banyak ODHA kehilangan dukungan keluarga dan lingkungan, padahal yang mereka butuhkan bukan hanya obat, tapi juga penerimaan.

Salah satu kisah yang menyentuh adalah tentang seorang ibu dengan HIV yang tetap bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan sehat. Suaminya tidak tertular HIV, begitu pula anak mereka yang lahir dengan sehat tanpa virus. Hal ini terjadi karena sang ibu rutin menjalani terapi ARV (Antiretroviral) dan mengikuti prosedur medis yang benar saat kehamilan dan melahirkan.

Masda menekankan bahwa penularan HIV hanya dapat terjadi melalui:

  • Hubungan seksual tanpa pengaman dengan orang yang terinfeksi,

  • Transfusi darah yang tercemar,

  • Penggunaan jarum suntik secara bergantian,

  • Dari ibu ke bayi saat kehamilan, persalinan, atau menyusui (namun ini bisa dicegah).

Namun, HIV TIDAK MENULAR melalui:

  • Bersalaman, berpelukan, atau bersentuhan,

  • Berbagi makanan dan minuman,

  • Menggunakan toilet yang sama,

  • Bersin, batuk, atau peluh,

  • Tinggal serumah atau bersosialisasi secara normal.

"Banyak orang masih percaya mitos yang menyesatkan. Karena itulah mereka menjauhkan diri dari para penyintas. Padahal, ODHA tidak berbahaya justru kitalah yang bisa berbahaya kalau menyebarkan stigma dan kebencian," ujar Masda dengan lantang.

Masda juga mengajak peserta untuk menjadi jembatan kasih, bukan tembok penolakan. Ia meyakini bahwa orang hidup dengan HIV tetap punya masa depan, selama mereka tidak kehilangan harapan dan mendapat dukungan.

Kesimpulan

Seminar ini membuka mata bahwa perjuangan melawan HIV bukan hanya urusan medis, tapi juga soal kemanusiaan. PDP Masda Simanjuntak melalui Yayasan Kasih Tulus telah menjadi simbol cinta yang menyembuhkan. Ia membuktikan bahwa bukan hanya penderita HIV yang butuh kekuatan, tetapi masyarakat juga butuh disembuhkan dari ketidaktahuan dan stigma.

Kisah nyata tentang seorang perempuan dengan HIV yang tetap bisa membangun keluarga sehat, dengan suami dan anak yang tidak tertular, adalah bukti bahwa HIV bukan akhir segalanya. Dengan edukasi dan perawatan yang tepat, hidup tetap bisa dijalani secara bermartabat.

Mari kita berhenti menyalahkan dan mulai menyelamatkan. We speak care kita bersuara dengan kepedulian. We fight for HIV/AIDS kita berjuang bukan hanya untuk pengobatan, tapi untuk penerimaan dan cinta kasih. Karena setiap manusia berhak untuk dimanusiakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun