Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengasah Kecerdasan Interpersonal Buah Hati

17 Juli 2019   22:16 Diperbarui: 17 Juli 2019   22:18 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi Pengambilan Foto: Batu Flower Garden (Jumat, 28 Juni 2019) - dokpri

Liburan kami pada tahun ini telah direncanakan sejak berakhirnya liburan setahun yang lalu (goo.gl/V6b4eQ), perencanaan yang kami lakukan dimulai dengan membelikan tabung untuk menyimpan uang yang terbuat dari bahan seng (celengan) bagi buah hati.

Setiap kali ada kesempatan, kami menyerahkan beberapa uang logam pada buah hati untuk dimasukan ke dalam tabung---memasukan uang logam ke dalam tabung ini juga untuk melatih motorik halusnya---sembari memberikan pengertian tentang tujuan dari tindakan yang dinamakan dengan menabung ini.

Pengertian yang kami berikan tak terbatas hanya pada rencana liburan saja, melainkan kami juga menyampaikan pada buah hati bahwa uang dari dalam tabung akan dipergunakan untuk membeli kebutuhan perlengkapannya, seperti permen, mainan, pakaian, dan lain-lain.

Pengertian tentang menabung yang telah kami berikan, seringkali menjadi pengendali yang ampuh bagi buah hati dari keinginannya untuk mendapatkan sesuatu. Tak jarang saat buah hati meminta sesuatu, kami mengingatkan bahwa perjuangannya untuk mendapatkan sesuatu itu masih dalam proses (menabung), dan buah hati bisa menerima kenyataan yang ada.

Hari demi hari terus kami lalui, kebiasaan buah hati dalam menabung terus terbangun, bahkan kami turut memasukan uang yang kami dapatkan dari penghasilan yang tak terduga ke dalam tabung. 

Hingga tiba saatnya, menjelang libur lebaran yang lalu (bit.ly/2RvlCok), isteri saya bersama buah hati membuka tabung yang selama setahun telah kami isi dengan uang logam maupun kertas dalam berbagai pecahan nominal, kemudian menghitung dan menatanya dengan rapi.

Tak berselang lama, libur lebaran kami lalui dengan pembiayaan dari hasil tabungan tersebut. Hingga tiba pada kesempatan untuk merencanakan liburan yang kedua saat libur sekolah yang lalu (bit.ly/2X9qLDP), kami menyampaikan pada buah hati tentang rencana kami untuk mengajaknya naik kereta api dan berlibur di Kota Batu dengan menggunakan uang dari sisa hasil tabungannya.

Seketika buah hati kami meloncat kegirangan di atas ranjang sambil berkata: "Yee.. yee.. yee.. Opa diajak, Oma diajak." Mendengar ungkapan dari buah hati ini membuat kami terkejut, karena tidak ada dalam rencana kami untuk mengajak Opa Omanya, tetapi buah hati menginginkan Opa Oma untuk ikut serta. 

Singkat cerita, karena sisa dari hasil tabungan masih memungkinkan besarannya, kami pun berlibur dengan mengajak Opa---semula Oma juga, tetapi ada gangguan di sendi lutut, sehingga mengurungkan untuk ikut serta---sesuai dengan keinginan buah hati.

Tentu sangat beralasan saat kami tak memadamkan keinginan dari buah hati, karena kami memahami bahwa keinginannya pasti dipengaruhi oleh perasaan supaya Opa (dan Omanya) pun bisa merasakan sukacita yang sedang dirasakannya, dan kemampuan untuk bisa berempati seperti demikian termasuk kecakapan yang dimiliki oleh mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal---ternyata dengan memenuhi keinginan buah hati, secara tidak langsung kami sedang memberikan kado ulang tahun yang ke-72 untuk Opa (2/7/2019), selain itu kami pun jadi memiliki kenangan berupa potret yang menampilkan tiga generasi: Opa, saya dan buah hati.

Dengan kami memenuhi keinginan buah hati, maka kami sedang mengasah potensi kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh buah hati. Terlebih karena kecerdasan interpersonal ini dipengaruhi oleh kualitas kedekatan atau ikatan kasih sayang selama masa kritis tiga tahun pertama (Armstrong, 1996:7) dari kehidupan seorang anak, maka membiarkan buah hati berlimpah dengan kedekatan atau ikatan kasih sayang bukan hanya dengan kami saja, melainkan dengan Opa (dan Omanya) pula, tentu akan sangat baik untuk perkembangannya.

Harapan kami atas usaha mengasah potensi kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh buah hati ini tak berhenti hanya sampai di sini, melainkan terus berkelanjutan hingga buah hati memiliki kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, khususnya perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi dan intensi (Gardner, 1993:23), hingga puncaknya kelak kami dapat menjumpai buah hati yang memiliki kecakapan yang sangat baik dalam berinteraksi sosial.

Kota Surabaya, 17 Juli 2019

RAS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun