Dalam konteks Jawa, sikap tadah berarti tidak tinggi hati, karena segalanya kembali pada Tuhan.
Relevansi saat ini:
Dalam kondisi krisis moral dan korupsi, Tadah mengingatkan kita untuk tidak menjadikan kekuasaan sebagai Tuhan baru, melainkan tetap rendah hati dan jujur.
Pradah -- Cinta pada Sesama Manusia
Makna:
Pradah berasal dari akar kata "pradah-paradah" (memberi), menggambarkan sikap pengabdian sosial dan cinta kasih universal.
Nilai utama adalah: memberi tanpa syarat, tanpa pamrih.
Implementasi sosial:
Menanamkan semangat solidaritas, gotong royong, dan pelayanan.
Segala bentuk pemberian (waktu, tenaga, harta) dilakukan dengan niat tulus dan ikhlas, tidak transaksional.
Konsekuensi etika: