Mohon tunggu...
Rosya Megawati
Rosya Megawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta dunia pena

Membaca dan menulis merupakan olahraga untuk mempertajam pola pikir, rasa, dan panca indera agar memiliki kesadaran kritis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Zamanku dan Zamanmu

22 Januari 2020   20:37 Diperbarui: 22 Januari 2020   21:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Zamanku dulu dengan zamanmu kini berbeda

Zaman selalu berubah-ubah

Zaman tak statis, tetapi dinamis

Zaman berjalan mengikuti waktu yang berputar

Zamanku dulu zaman kolonial

Generasinya ya... generasi kolonial

Zamanmu kini zaman digital

Generasinya terkenal generasi milenial

Zamanku dulu sangat sesak dan sempit untuk berkarya

Tapi... zamanmu kini sungguh bebas dan luas untuk berkarya

Banyak jalan dan cara untuk menyalurkan ide dan bakat

Pintu terbuka lebar untuk menebarkan pikiran kritismu

Zamanmu zaman serba teknologi modern

Membuat manusia jadi mudah dalam melakukan apapun

Yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh

Yang lambat jadi cepat, yang mahal jadi murah

Semuanya sangat tersedia di zamanmu serba praktis

Sungguh beruntung, kau lahir di zaman milenial

Zaman serba media sosial

Layanan internet jadi primadona dikalangan milenial

Zaman yang bisa kau kendalikan untuk berkarya

Zaman yang bisa kau manfaatkan untuk membuka cakrawala pengetahuan seluas-luasnya

Zaman yang bisa kau kemudikan untuk membawamu pada ruang berpikir yang logis dan kritis

Zaman yang bisa kau kuasai untuk menggenggam dan menaklukan dunia

Tapi... zamanku dulu tak seperti itu

Akses internet terbatas, bahkan tak ada

Kami tak kenal dunia maya dan media sosial

Yang kami kenal hanyalah bambu runcing dan mesin ketik kuno

Zamanku, zaman penjajahan, zaman koloni

Ruang gerak kami dipersempit, bahkan dimanfaatkan untuk kepentingan kaum penjajah

Kami tak bisa melihat dunia seluas kau melihat dunia di zamanmu

Kami tak bisa mengarungi samudera ilmu pengetahuan sebebas kau mendapatkannya di zamanmu

Zaman yang serba dikendalikan oleh kaum penjajah

Zaman yang membuat kami asing di negeri kami sendiri

Zaman yang membuat pikiran kami ditumpulkan dan dibodohkan

Zaman yang menjadikan kami boneka kaum penjajah

Tapi, kami tak ingin menyerah pada keadaan seperti itu

Kami tak ingin pikiran kami ditumpulkan

Tak ingin hidup dalam kebodohan dan kemiskinan ilmu

Kami tak ingin jadi negeri terjajah

 Negeri yang belum merdeka dan mandiri

Kami ingin jadi manusia yang merdeka dan mandiri

Kami ingin berpikir kritis, logis, dan cerdas

Kami ingin melawan kaum penjajah untuk pergi dari negeri kami

Semangat kami melampaui zaman kami

Semangat kami mendorong untuk merobohkan keterbatas berpikir dan bergerak

Semangat kami menuntun kami untuk melakukan gerakan sosial dan intelektual

Semangat kami mampu mengusir penjajah dari ibu pertiwi

Kami bisa menaklukan dunia di zaman yang serba terbatas

Kami mampu membebaskan negeri dari tangan koloni di era yang tak modern

Kami mampu mengemudikan dunia sesuai harapan kami

Kami mampu menggenggam dunia untuk menggaungkan kebebasan dan kemerdekaan negeri

Tapi, kini kau tak seperti kami dulu

Kau justru terbawa arus hedonisme

Kau tenggelam  dalam lautan individualisme

Kau terpesona dengan gemerlapnya lampu modernisasi era

Kau menjadi budaknya kemajuan era

Kau menjadi candu kesesatan teknologi

Kau tanpa disadari menjadi bonekanya zaman modern

Kau sendirilah yang menumpulkan pikiran dan hatimu demi eksis di dunia maya

Kau hidup di dunia rekaan

Kau bunuh dunia nyatamu dengan kebodohanmu demi popularitas di media sosial

Kau lupa akan tugas dan tanggung jawabmu sebagai manusia

Kau matikan sisi kemanusiaanmu demi dikatakan  anak gaul

Kau lupa diri atas peranmu sebagai generasi muda bangsa

Kau tumpulkan pikiran kritismu demi menjadi pelaku hedonis

Kau menjelma bukan dirimu yang sebenarnya

Kau hidup dalam kesemuan identitas

Kau mudah tergilas oleh zaman

Kau mudah dikendalikan oleh era yang tak terbatas

Kau mudah terbawa arus tiruan dan rekaan

Kau senang jadi duta dunia maya dan duta follower dunia hedonis

Mojokerto, 22 Januari 2020

Dalam ruang kontemplasiku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun