Zamanku dulu dengan zamanmu kini berbeda
Zaman selalu berubah-ubah
Zaman tak statis, tetapi dinamis
Zaman berjalan mengikuti waktu yang berputar
Zamanku dulu zaman kolonial
Generasinya ya... generasi kolonial
Zamanmu kini zaman digital
Generasinya terkenal generasi milenial
Zamanku dulu sangat sesak dan sempit untuk berkarya
Tapi... zamanmu kini sungguh bebas dan luas untuk berkarya
Banyak jalan dan cara untuk menyalurkan ide dan bakat
Pintu terbuka lebar untuk menebarkan pikiran kritismu
Zamanmu zaman serba teknologi modern
Membuat manusia jadi mudah dalam melakukan apapun
Yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh
Yang lambat jadi cepat, yang mahal jadi murah
Semuanya sangat tersedia di zamanmu serba praktis
Sungguh beruntung, kau lahir di zaman milenial
Zaman serba media sosial
Layanan internet jadi primadona dikalangan milenial
Zaman yang bisa kau kendalikan untuk berkarya
Zaman yang bisa kau manfaatkan untuk membuka cakrawala pengetahuan seluas-luasnya
Zaman yang bisa kau kemudikan untuk membawamu pada ruang berpikir yang logis dan kritis
Zaman yang bisa kau kuasai untuk menggenggam dan menaklukan dunia
Tapi... zamanku dulu tak seperti itu
Akses internet terbatas, bahkan tak ada
Kami tak kenal dunia maya dan media sosial
Yang kami kenal hanyalah bambu runcing dan mesin ketik kuno
Zamanku, zaman penjajahan, zaman koloni
Ruang gerak kami dipersempit, bahkan dimanfaatkan untuk kepentingan kaum penjajah
Kami tak bisa melihat dunia seluas kau melihat dunia di zamanmu
Kami tak bisa mengarungi samudera ilmu pengetahuan sebebas kau mendapatkannya di zamanmu
Zaman yang serba dikendalikan oleh kaum penjajah
Zaman yang membuat kami asing di negeri kami sendiri
Zaman yang membuat pikiran kami ditumpulkan dan dibodohkan
Zaman yang menjadikan kami boneka kaum penjajah
Tapi, kami tak ingin menyerah pada keadaan seperti itu
Kami tak ingin pikiran kami ditumpulkan
Tak ingin hidup dalam kebodohan dan kemiskinan ilmu
Kami tak ingin jadi negeri terjajah
 Negeri yang belum merdeka dan mandiri
Kami ingin jadi manusia yang merdeka dan mandiri
Kami ingin berpikir kritis, logis, dan cerdas
Kami ingin melawan kaum penjajah untuk pergi dari negeri kami
Semangat kami melampaui zaman kami
Semangat kami mendorong untuk merobohkan keterbatas berpikir dan bergerak
Semangat kami menuntun kami untuk melakukan gerakan sosial dan intelektual
Semangat kami mampu mengusir penjajah dari ibu pertiwi
Kami bisa menaklukan dunia di zaman yang serba terbatas
Kami mampu membebaskan negeri dari tangan koloni di era yang tak modern
Kami mampu mengemudikan dunia sesuai harapan kami
Kami mampu menggenggam dunia untuk menggaungkan kebebasan dan kemerdekaan negeri
Tapi, kini kau tak seperti kami dulu
Kau justru terbawa arus hedonisme
Kau tenggelam  dalam lautan individualisme
Kau terpesona dengan gemerlapnya lampu modernisasi era
Kau menjadi budaknya kemajuan era
Kau menjadi candu kesesatan teknologi
Kau tanpa disadari menjadi bonekanya zaman modern
Kau sendirilah yang menumpulkan pikiran dan hatimu demi eksis di dunia maya
Kau hidup di dunia rekaan
Kau bunuh dunia nyatamu dengan kebodohanmu demi popularitas di media sosial
Kau lupa akan tugas dan tanggung jawabmu sebagai manusia
Kau matikan sisi kemanusiaanmu demi dikatakan  anak gaul
Kau lupa diri atas peranmu sebagai generasi muda bangsa
Kau tumpulkan pikiran kritismu demi menjadi pelaku hedonis
Kau menjelma bukan dirimu yang sebenarnya
Kau hidup dalam kesemuan identitas
Kau mudah tergilas oleh zaman
Kau mudah dikendalikan oleh era yang tak terbatas
Kau mudah terbawa arus tiruan dan rekaan
Kau senang jadi duta dunia maya dan duta follower dunia hedonis
Mojokerto, 22 Januari 2020
Dalam ruang kontemplasiku