Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sedekah dan Dampak Negatif dalam Realitas Sosial

14 Mei 2019   21:56 Diperbarui: 14 Mei 2019   22:02 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pinterest.com/BaigNasirullah

Sudah menjadi budaya buruk dibeberapa kota berkeliaran para pengemis baik laki - laki, perempuan demikian anak - anak di bawah umur dengan modus yang sangat variatif,   happening - nya terjadi dibulan Ramadan.

Bandung yang dikenal sebagai Kota kembang rasanya menjadi lokasi yang menggiurkan untuk melakukan kegiatan yang sangat tidak terpuji bahkan Rasulullah mengecam dengan kalimat populer   alyadul ulya min yadul sulfa  -  maknanya adalah tangan yang diatas lebih baik dibandingkan dengan tangan yang di bawah.  

Jelasnya Rasulullah Saw mengecam umatnya yang tidak mau bekerja dan lebih memilih  mengembangkan profesi hina sebagai peminta - minta atau pengemis,  bahkan Kitapun bisa  menyaksikan via you tube profesi  menghimpun kekayaan yang tidak sedikit hingga ada yang bisa mengumpulkan uang lima belas juta rupiah perbulan, belum tentu seorang guru swasta berkerja 24 jam perpekan gajinya sebesar itu. 

Para pengemis itu jika menelusuri penghasilannya amaginglah . . . .. .

Maka secara pribadi penulis tidak mau memberi sejumlah uang  baik kepada  peminta - minta diangkot termasuk pengamen,  jika memang tidak mengancam karena di lokasi tertentu di kota Bandung seperti wilayah Kiaracondong  peminta -  mintanya disertai dengan kalimat kasar dan ancaman,   kalau sudah mengancam terpaksa memberi dengan hati kecut

Namun adakalanya penulis - pun merasa perlu memberi sedikit uang  dengan pertimbangan logis sehingga bergantung juga pada mood.  

Jika menyimak Kota Bandung saat ini sepertinya wilayah ini sebagai salah satu kantong pengemis di Indonesia,  Kang Emil sempat membahas solusi mengatasi para pengemis,  namun berhenti dan tidak terdengar lagi gaungnya.

Sesungguhnya pemerintah daerah telah memiliki  semacam aturan dalam bentuk  Perda No 1 Tahun 2014 ( Tentang Penanganan Pengemis dan Gelandangan );  akan tetapi penting ditinjau oleh fihak yang berwenang apakah perda ini cukup efektif untuk menegakkan aturan - aturan terkait gelandang, peminta - minta tukang ngamen dsb.

Mengemis Salah Satu Budaya Buruk Masyarakat Indonesia.

Penanggulangan  pengemis,  gelandangan dan sejenisnya  merupakan  PR  dan  gawe besar  pemerintah  antar departemen,   harus ada komitmen bersama  bisa Kita acak departemen terkait yang mungkin bisa menangani  masalah social yang sesungguhnya telah mengakar puluhan tahun, bentuknya seperti apa tentunya harus dibahas khusus dan mendalam.

Bagi penulis ada baiknya juga . . .

Departem Agama menggarap aqidah umat dakwah ( diantaranya pengemis, gelandangan dsb. )

Departemen Pendidikan dengan program luar sekolahnya, atau anak - anak usia sekolah yang berkeliaran   di  beberapa ruas jalan termasuk di wilayah traffic light  ( meskipun di perempatan jalan lebih dominan para pengamen );   masalah - masalah kelompok para pengemis tentu saja kompleks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun